Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi skizofrenia (unsplash.com/Alice Guardado)
ilustrasi skizofrenia (unsplash.com/Alice Guardado)

Samarinda, IDN Times - Dokter dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam, Citra Rahmadani, menegaskan bahwa peran keluarga sangat vital dalam mendampingi penderita gangguan jiwa, khususnya skizofrenia. Dukungan keluarga dinilai dapat membantu pasien mencapai kondisi stabil dan mencegah kekambuhan.

“Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang membutuhkan penanganan jangka panjang, sama seperti penyakit kronis lainnya. Di sinilah dukungan keluarga menjadi sangat penting,” ujar Citra diberitakan Antara di Samarinda, Minggu (22/6/2025).

1. 1. Gejala dan pemicu skizofrenia

ilustrasi skizofrenia (pexels.com/cottonbro studio)

Citra menjelaskan, skizofrenia ditandai dengan halusinasi dan delusi. Halusinasi bisa berupa visual (melihat sesuatu yang tidak ada) atau auditorik (mendengar suara yang tidak nyata). Sementara delusi atau waham merupakan keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan, seperti merasa sedang diincar atau ingin dibunuh.

“Ini adalah bentuk gangguan jiwa yang paling berat. Tapi skizofrenia tidak muncul tiba-tiba, ada tahapan awal yang bisa dikenali,” ujarnya.

Gejala awal biasanya ditandai dengan penarikan diri dari lingkungan sosial, gangguan tidur, perubahan ekstrem dalam kebiasaan mandi, hingga bicara atau tertawa sendiri tanpa sebab.

2. Penyebab skizofrenia beragam

Editorial Team

Tonton lebih seru di