Truk Pengangkut Batubara Diam-diam Melintas Lagi di Kabupaten Paser

Paser, IDN Times - Tiga bulan usai insiden di Muara Kate, truk pengangkut batu bara kembali melintasi Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser. Aksi hauling itu mulai terendus warga saat mencapai Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser pada 16 Februari 2025. Muara Kate dan Batu Kajang sendiri berjarak sekitar 2 jam perjalanan.
Puncaknya, pada Rabu (19/2/2025), aktivitas hauling ini langsung mendapat perlawanan dari sekelompok emak-emak. Kejadian ini berawal pada 16 Februari 2025, ketika empat truk berhenti di sebuah warung untuk membeli rokok, memicu rasa curiga warga yang kemudian bertanya tentang muatan truk tersebut. Sopir truk menjawab dengan santai, "Biasa." Namun, jawaban itu justru membuat warga semakin waspada.
1. Warga hentikan hauling

Sejak mendapat informasi tersebut, warga mulai saling berkomunikasi dan menyusun rencana aksi. Salah satu warga, Ana, menyebutkan bahwa mereka juga mendapat bocoran dari sopir truk lainnya.
Setelah shalat zuhur, kelompok warga yang sebagian besar ibu-ibu ini pun turun ke jalan. Pukul 11.00 Wita, dua truk berwarna kuning dengan pelat DA sempat lolos dari posko anti-hauling. Namun, warga yang tidak ingin kecolongan semakin banyak turun ke jalan dan berhasil menghentikan salah satu truk.
Melihat situasi tersebut, truk-truk lainnya yang berada di belakang memilih untuk berbalik arah menuju Kalimantan Selatan. Sopir truk yang berhasil dihentikan mengaku berasal dari Kalimantan Selatan dan hanya menjalankan tugas mengangkut batu bara menuju Desa Rangan. Ia nekat melintasi jalan Batu Kajang setelah kondisi usai Tragedi Muara Kate mulai kondusif.
"Kami coba-coba, karena kelihatannya aman. Kami disuruh pusat (kantornya, red)," ujar sopir tersebut.
2. Batu bara diduga milik PT MCM

Menurut Ana, sopir truk ini mengungkapkan bahwa truk batu bara sudah melintasi Batu Kajang sejak malam sebelumnya, namun kali ini mereka tidak lagi berkonvoi. Berdasarkan surat jalan, truk itu berasal dari PT MCM.
Sebagai jaminan, truk yang terjaring sweeping warga ditahan agar tidak ada lagi yang melintas. Aksi sweeping terus berlanjut hingga sore hari, dengan tujuan agar truk batu bara hanya menggunakan jalur yang telah ditentukan.
"Kami punya Perda nomor 12/2012 yang melarang truk batu bara menggunakan jalan umum," ujar Ana.
Ia khawatir jika truk-truk ini terus melintas, dampaknya akan semakin besar.
3. Bukan kali pertama

Penolakan warga terhadap truk batu bara juga bukan kali pertama terjadi di Batu Kajang. Warga Muara Kate, yang terletak di perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, juga mendirikan posko untuk memantau truk-truk tersebut.
Namun, pada 15 November 2024, posko Muara Kate diserang, mengakibatkan seorang warga bernama Russel tewas dan Anson mengalami luka kritis. Hingga kini, pelaku pembunuhan Russel belum tertangkap.
Truk-truk yang sempat lolos dari posko Batu Kajang ternyata berhasil menembus pengawasan karena pos penjagaan di Muara Kate sedang longgar, akibat sejumlah warga yang hadir dalam acara keluarga di kampung sebelah.
"Kami heran bagaimana mereka bisa tahu posko sedang tidak dijaga," ujar seorang warga setempat.
Setelah dilakukan pengecekan, diketahui bahwa truk tersebut memang mengangkut batu bara.
"Iya, ini truk yang tertangkap dan diduga milik vendor," tambah Ana.
4. Polisi belum dapat informasi

IDN Times mencoba menghubungi Kapolres Paser AKBP Novy Adhi Wibowo untuk mengonfirmasi kembali melintasnya truk pengangkut batu bara ini, namun pesan singkat yang dikirim tak kunjung dibalas. Sementara Direktur Lalu Lintas Polda Kaltim, Kombes Rifki mengaku belum mendapat informasi soal adanya aktivitas hauling di Kabupaten Paser tersebut.
"Belum ada info, nanti kami cek dulu. Terima kasih," kata Rifki singkat.
Sebagai tambahan, aktivitas hauling ini juga diduga menyebabkan sejumlah ruas jalan di Desa Batu Kajang mengalami rusak berat. Buntut kerusakan jalan itu, warga bahkan sempat melakukan protes dengan cara menanam pohon pisang pada Senin (16/2/2025).