TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Empat Kecamatan di Penajam Paser Utara Rawan Bencana Banjir

Kawasan ibu kota baru rawan banjir

Kondisi Sungai Riko di Desa Bukit Subur, Kabupaten Penajam Paser Utara (dok.BPBD PPU)

Penajam, IDN Times - Empat kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang merupakan lokasi rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) memiliki potensi kerawanan bencana banjir, sehingga perlu diwaspadai seluruh pemangku kepentingan di kabupaten tersebut.

"Pernyataan terkait potensi kerawanan bencana banjir setiap kecamatan tersebut terungkap saat digelar rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem di musim hujan tahun 2020 yang dipimpinan Sekretaris Daerah PPU Selaku Kepala Ex-Officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Tohar, " ujar Kabag Kedaruratan dan Logistik BPBD PPU Nurlaila, pada Rabu (15/1) di Penajam.

Baca Juga: Antisipasi Bencana,  Polres Penajam Paser Utara Tanam 5 Ribu Pohon 

1. Pelaksanaan identifikasi dan mitigasi potensi rawan bencana banjir

Rakor Kesiapsiagaan bencana (Dok. BPBP PPU)

Pada acara rapat yang dilaksanakan minggu lalu ini dibahas tentang pelaksanaan identifikasi dan mitigasi potensi rawan bencana banjir di wilayah PPU yang meliputi Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Kecamatan Sepaku.

Juga langkah-langkah kongkrit yang harus segera dilakukan dalam rangka antisipasi dan atau mereduksi potensi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Peserta rapat juga membahas terkait bagaimana cara membangun kepahaman dan kesepahaman antar pejabat dan instansi terkait dalam pelaksanaan penanganan atau penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor. Serta merumuskan langkah-langkah kongkrit lanjutan pada tahapan pasca bencana," tukas Nurlaila.

Berdasarkan fakta dan data, tambahnya, masing-masing kecamatan di PPU memang memiliki potensi kerawanan terjadinya bencana banjir sesuai sifat dan kondisi masing-masing kecamatan. Potensi kerawanan bencana banjir akan semakin besar jika intensitas curah hujan tinggi atau ekstrem dan terlebih lagi ketika pada saat yang bersamaan kondisi air laut dalam keadaan pasang tinggi.

2. Banjir di Desa Bukit Subur disebabkan pendangkalan dan sampah di sungai

Sejumlah pejabat terkait di PPU mengikuti Rakor Kesiapsiagaan bencana (Dok BPBP PPU)

Ia mengungkapkan, dalam rapat itu juga dibeberkan pontesi bencana masing - masing Kecamatan, seperti Kecamatan Penajam misalnya, potensi kerawanan bencana banjir yang perlu mendapat perhatian sebagaimana tahun-tahun sebelumnya berada di Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko.

Berdasarkan pengamatan, penyebab dari terjadinya bencana banjir yang terjadi di Desa Bukit Subur karena badan sungai terjadi pendangkalan, banyaknya kelokan dan adanya sampah yang berlebihan, sehingga menghambat lancarnya aliran sungai.

Sedangkan untuk Kelurahan Riko, sebutnya, penyebab terjadinya bencana banjir, disamping intensitas hujan tinggi juga karena secara geografis berada pada dataran rendah, terdapat sungai besar yaitu Sungai Riko dan kondisi akan diperparah manakala kondisi air laut pasang tinggi.

Lalu, katanya, di Kecamatan Waru, potensi kerawanan banjir yang perlu mendapat perhatian adalah sekitar Jembatan Sungai Sesulu. Berdasarkan pengamatan di lapangan, banjir dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, pendangkalan di muara sungai.

Sementara di Kecamatan Babulu, berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya banjir terjadi pada desa-desa yang berada dalam satu hamparan seperti Desa Sumber Sari, Desa Rawa mulya, Desa Sebakung Jaya, Desa Sri Raharja dan Desa Labangka.

"Penyebab terjadinya rawan bencana banjir pada Desa-Desa dimaksud disamping intensitas hujan yang tinggi, juga karena saluran primer dan sekunder tidak terpelihara dengan baik dari tumbuhan gulma. Kondisi tersebut akan diperparah manakala dalam waktu yang bersamaan kondisi air laut pasang tinggi," jelasnya.

3. Empat desa dan satu kelurahan di Sepaku rawan bencana banjir

Sekda PPU, H. Tohar saat memaparkan potensi bencana di empat kecamatan di PPU (Dok BPBP PPU)

Diterangkannya, untuk kecamatan Sepaku yang menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN), potensi kerawanan bencana banjir biasa terjadi pada Desa Karang Jinawi, Kelurahan Sepaku, Desa Bukit Raya, Desa Tengin Baru dan Desa Suka Raja.

Potensi terjadinya banjir di untuk Desa Karang Jinawi selain karena curah hujan, juga pendangkalan, banyak kelokan, dan sampah dari hutan yang masuk ke badan sungai.

Banjir yang terjadi di Desa Bukit Raya, Kelurahan Sepaku, Desa Tengin Baru dan Desa Suka raja, penyebabnya karena intensitas hujan yang tinggi dan tingginya pasang air laut.

"Langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan secara sinergi bersama dengan komponen terkait, seperti kegiatan gotong royong pembersihan badan saluran sungai, saluran primer dan sekunder pada areal pertanian yang merupakan satu kesatuan dengan permukiman, parit atau drainase permukiman dan saluran pembuangan lainnya," urai Nurlaila.

Baca Juga: Tak Rela Anak Dicabuli, Ibu di Penajam Paser Utara Lapor Polisi

Berita Terkini Lainnya