TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Minyak Goreng Langka, Warga Penajam Paser Utara "Menjerit"

Di PPU program pemerintah tak berjalan

Ilustasi minyak goreng di pasaran (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Penajam, IDN Times - Hampir satu bulan terakhir minyak goreng langka di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).  Masyarakat yang berdomisili di kawasan penunjang Ibu Kota Nusantara (IKN) ini sampai "menjerit". 

“Sudah hampir sebulan terakhir ini, saya dan istri kesulitan mendapatkan minyak goreng. Kondisi itu semakin hari makin parah, karena hampir seluruh toko kehabisan dagangan kebutuhan vital tersebut,” ujar Martinus seorang warga kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam, kepada IDN Times, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga: Warga Kelurahan Riko Minta Perbaikan Jalan Provinsi di PPU

1. Beberapa toko dan kios yang didatangi mengaku minyak goreng kosong

Ilustrasi Minyak Goreng. (IDN Times/Sunariyah)

Ditambahkannya, dari beberapa toko dan kios yang didatanginya untuk membeli minyak goreng hampir semua mengatakan kosong, kalaupun ada harga jualnya berupa jadi mahal. 

Padahal, PPU merupakan lokasi perkebunan kelapa sawit yang menjadi bahan dasar pembuatan minyak goreng. 

“Ada apa gerangan? Kok sekarang minyak goreng semakin langka. Adapun harga sudah Rp20 ribu per liter, mungkin kini makin naik. Biasanya saya beli antara Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per liternya,” tuturnya.

2. Swalayan tergantung kapan distributor kirimkan minyak goreng

Minyak goreng satu harga, Alfamidi Rawa Belong, Jakbar pada Rabu (19/1/2022). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Rivai seorang pemilik swalayan di sekitar Kelurahan Lawe-Lawe mengaku, saat ini di swalayannya semua dagangan minyak goreng sekarang sedang kosong. Ia tidak mengetahui kapan distributor mengirimkannya kembali.

“Minyak goreng lagi kosong di swalayan saya pak, dan kapan datangnya saya tidak mengetahui, kami tergantung dari distributor saja,” ungkapnya.

3. Harga minyak goreng per liter di Penajam capai Rp20 liter

Warga antre menunggu giliran untuk membeli minyak goreng dalam kemasan kardus saat operasi pasar minyak goreng di Pasar Lama Kota Serang, Banten, Rabu (16/2/2022). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Seorang warga Kelurahan Gunung Seteleng Kecamatan Penajam bernama Ari mengatakan, harga minyak goreng sekarang naik jadi Rp20 ribuan. Itu pun barangnya langka didapati.

Dirinya khawatir harga itu akan naik lagi karena langka tetapi banyak yang cari.

“Minyak yang saya beli lalu bermerk Filma. Bahkan hari ini tetangga saya ada beli minyak goreng merek Bimoli dua liter Rp43 ribu di pasar Toraja, Gunung Seteleng, Penajam. Itu   juga tetangga saya bilang sulit dicari sekali didapat harganya sudah naik. Biasanya Bimoli 2 liter dijual Rp32 ribu tetapi kini sudah naik lagi,” akunya.

4. Pelaku usaha gorengan keluhkan kelangkaan dan mahalnya minyak goreng

ilustrasi pedagang gorengan (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Terpisah, seorang pedagang gorengan di Nipah-Nipah depan Polres PPU  Feri membenarkan, saat ini ia dan pelaku usaha sepertinya mengeluhkan sulitnya  mendapatkan minyak goreng di PPU. Karena langka sekarang harga per liternya mencapai Rp20 ribu merek Bimoli botolan.

“Sekarang harga per liter minyak goreng Bimoli sudah Rp20 ribu tadinya hanya Rp13 ribu atau kini naik sebesar Rp7 ribu per liter,” sebutnya.

“Kebutuhan minyak goreng bagi saya sebagai pedagang makanan gorengan, cukup vital. Tapi saya masih pusing apakah menaikkan harga jual gorengan atau tidak. Sementara usaha ini satu-satu mata pencaharian saya untuk menghidupkan keluarga,” ungkap Feri.

Baca Juga: 300 Tenaga Kerja dari PPU Diterima pada Proyek Kilang Minyak Pertamina

Berita Terkini Lainnya