TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Penyakit yang Rawan Terjangkit Pasca Merayakan Lebaran

ISPA, hipertensi dan diabetes tertinggi serang warga

IDN Times

Balikpapan, IDN Times - Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) memperingatkan ancaman penyakit terjadi pasca lebaran ini. Ada tiga penyakit menjadi ancaman, yakni ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), hipertensi, dan terakhir diabetes. 

Itu gara-gara perubahan pola makan masyarakat selama lebaran yang cenderung disuguhi menu hidangan tinggi kadar gula, kolesterol, karbohidrat, dan berminyak. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Julirty menyatakan, layanan kesehatan mencatatkan peningkatan tiga jenis penyakit ini. Terjadi selama jalannya bulan Ramadan hingga perayaan Idul Fitri dalam sepekan ini di Balikpapan. 

“Banyak kasus meningkat seperti ISPA, hipertensi, diabetesmelitus yang tidak terkendali akibat adanya pola makan yang berubah selama Ramadan dan Idul Fitri,” katanya, Sabtu (7/5/2022).

Baca Juga: Pemkot Balikpapan Gelar Tes Antigen Acak bagi Pemudik

1. Penyakit ISPA masih tertinggi

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Julirty. (IDN Times/Hilmansyah)

Dio biasa Andi Sri Juliarty mengaku, belum mendata secara rinci laporan data kesehatan Balikpapan selama lebaran ini. Namun secara garis besar, menurutnya, penyakit ISPA menempati peringkat tertinggi di mana laporannya tercatat 156 kasus, hipertensi 130 kasus, dan diabetesmelitus 40 kasus.

Dio menjelaskan, ISPA bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Pihak DKK Balikpapan memastikan, penyakit ISPA bisa disebabkan banyak termasuk di antaranya polutan. 

“Tidak mesti karena asap, kan tidak bisa dibuktikan,” ungkapnya.

2. Seluruh puskesmas siaga

ilustrasi diabetes (pixabay.com/Tumisu)

Sehubungan itu, Dio memerintahkan personel kesehatan di Balikpapan agar bersiaga. Khususnya bagi mereka, tenaga medis yang berdinas di puskesmas dan rumah sakit daerah Balikpapan. Stok obat penanganan ISPA dan dampak alergi lainnya sudah disiapkan.

Dia menegaskan, hal itu harus menjadi kewaspadaan bagi dokter - dokter pemeriksa. Agar bisa membedakan antara ISPA akibat perubahan cuaca, dan pandemik COVID-19. 

“Mereka harus bisa membedakan, sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat,” paparnya.

Baca Juga: Perkiraan Ada 13 Ribu Penumpang pada Arus Balik Lebaran di Balikpapan

Berita Terkini Lainnya