TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rawan COVID-19, Pasar Tradisional di Balikpapan Dipasang Tirai Plastik

Kasus positif COVID-19 dari klaster migas terus melonjak 

Pasar Klandasan Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Balikpapan, IDN Times - Wali Kota Balikpapan sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, pihaknya hingga kini belum mewajibkan penggunaan face shield atau pelindung wajah di pasar tradisional. 

Rizal mengatakan hal tersebut untuk menanggapi Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 yang diterbitkan 19 Juni 2020 lalu, tentang protokol kesehatan di pasar, yang mewajibkan masyarakat menggunakan masker bersamaan dengan pelindung wajah atau face shield karena kondisi pasar tidak memungkinkan menerapkan jaga jarak dalam rangka pencegahan virus corona.

Menurut Rizal, pihaknya belum bisa menerapkan aturan tersebut, karena masih menghitung ketersediaan anggaran untuk penyediaan face shield  guna penerapan aturan tersebut.

"Karena memang kita tidak ada pengadaan face shield itu kan. Kalau harus pengadaan itu bisa dihitung dulu penganggarannya," jelas Rizal kepada wartawan di BSCC DOME Balikpapan, Kamis (25/6).

Ia menjelaskan, untuk sementara dalam menyikapi potensi penyebaran COVID-19 di pasar tradisional, pihaknya berencana akan memasang tirai plastik di masing-masing lapak.

"Karena memang kita tidak ada pengadaan face shield, untuk sementara kita pengadaan tirai itu dulu," urainya.

Baca Juga: Rawan Jadi Klaster Baru, Pemkot Balikpapan Pantau Perkantoran 

1. Dorong pengurangan penggunaan uang tunai

pixabay.com/stevepb

Untuk pengadaan tirai plastik di pasar tradisional, pihaknya telah melakukan refocusing anggaran kesehatan. 

"Kemarin kita refocusing  dari beberapa anggaran kesehatan untuk penyediaan tirai itu, total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp250 juta untuk pemasangan tirai plastik di 4 pasar yakni Klandasan, Pasar Baru, Sepinggan dan Pandan Sari.

Selain itu, Rizal menambahkan bahwa pihaknya akan mendorong penggunaan uang elektronik (cashless) atau nontunai untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

"Sebagian juga masyarakat sudah mengerti untuk menggunakan nontunai, namun masih banyak yang pakai uang cash," tambahnya.

2. Kasus positif COVID-19 Balikpapan terus meningkat

website

Rizal mengatakan jumlah pasien positif kembali bertambah sebanyak 8 orang. Sehingga total pasien positif COVID-19 menjadi 156 orang, sebanyak 58 orang dalam perawatan sementara yang telah sembuh 95 orang.

“Jadi sampai hari ini kita terkonfirmasi positif ada 8 orang dengan demikian pasien kita yang positif totalnya jadi 156 orang. Hari ini 14 orang dinyatakan sembuh. 12 dari RS Pertamina Balikpapan, 1 dari RS Kanujoso Djatiwibowo dan 1 dari RS Tentara,” ujarnya.

3. Klaster migas terus bertambah

Website (Blomberg)

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menyampaikan 8 kasus konfirmasi positif terbaru, yakni BPN 149 merupakan penelusuran dari BPN 114 sebagai lanjutan klaster migas, laki-laki 45 tahun KTP Bontang.

Kemudian BPN 150, laki laki, usia 35 tahun, KTP Jawa Tengah ditugaskan dari perusahaan migas pusat Jakarta ke Balikpapan untuk bidang perkapalan.

Sedangkan, BPN 151, BPN 152, BPN 153, BPN 154 karyawan yang bekerja di perusahaan migas. Sementara BPN 155 akan berpergian dan diketahui positif COVID-19. Sementara BPN 156 laki-laki 38 tahun, KTP Balikpapan, pekerjaan dari perusahaan yang menyuplai catering ke dalam rig (tambang minyak lepas pantai).

“Jadi 8 kasus baru semua terkait dalam bidang pekerjaan migas. Ini satu yang KTP Balikpapan. Yang sembuh 14 (orang) dengan rincian 12 dari rumah sakit Pertamina Balikpapan, satu dari Rumah Sakit Tentara (Dr. Hardjanto) terkait dengan Klaster Kampung Baru dan satu dari Rumah Sakit Kanujoso ini yang pasien umum,” paparnya.

Baca Juga: Tak Pakai Masker, Pengendara Motor di Balikpapan Dihukum Push-Up

Berita Terkini Lainnya