TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Minyak Goreng Langka, Pedagang Gorengan Samarinda Terancam Tutup

Pedagang Gorengan memilih antre demi harga normal

Pedagang gorengan rumahan di Kelurahan Masjid Kecamatan Samarinda Seberang (Nina/IDN Times )

Samarinda, IDN Times - Kesulitan warga mencari minyak goreng belakangan ini, ternyata juga berimbas kepada usaha kecil rumah tangga seperti pedagang gorengan rumahan. Minyak goreng yang langka membuat pedagang gorengan di Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) terancam gulung tikar. 

Seperti dialami Nirmala (35) pedagang gorengan Kelurahan Masjid Samarinda Seberang mengaku, sudah tidak memiliki stok minyak goreng. Imbasnya, ia kesulitan rutin menjalankan usaha kecilnya berdagang makanan gorengan. 

"Hampir saya gulung tikar. Kerena minyak makan saya habis. Saya gak tau kalau minyak goreng bisa sesulit ini," kata perempuan ini yang akrab disapa Mala kepada IDN Times, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga: Pemkot Samarinda Operasi Pasar Awasi Distribusi Minyak Goreng Subsidi

1. Minyak goreng di warung harga meroket

Nirmala Sari (35), pedagang makanan gorengan rumahan (Nina/IDN Times)

Mala sudah 17 tahun berjualan gorengan di Samarinda. Usaha kecil yang menjadi andalan keluarga dalam menghidupi keluarga dan tiga anaknya. Sedangkan suaminya sendiri bekerja serabutan dengan pendapatan yang tidak bisa dihandalkan. 

Di sisi lain, usaha kecilnya kini terancam dengan kelangkaan minyak goreng di Samarinda. 

Minyak goreng penting dalam kehidupan rumah tangga, begitu pula dengan pedagang makanan gorengan. Tanpa minyak goreng, mereka tidak mungkin bisa melanjutkan dagangannya.

Mala bergerilya mencari minyak goreng di seluruh toko di Samarinda Seberang. Tentunya sesuai harga sudah ditentukan pemerintah. 

"Pasar, warung kecil, eceran pinggir jalan sampai ke pasar online itu sebenarnya ada minyak goreng. tapi harganya meroket. masa 2 liter Rp 70 ribu. Saya jual gorengan saya ya gak dapat untung dong. Gak balik modal. harga gorengan gak mungkin saya naikkan. jual Rp1 ribu saja susah pembelinya, apa lagi lebih dari itu," jelas Mala

2. Lebih baik ngantre di supermarket harga normal ketimbang di warung harga sultan

Evi Maria, pedagang makanan gorengan melalui media sosial/online (Nina/IDN Times)

Sama seperti yang di rasakan Mala, Evi Maria (36) yang juga sebagai pedagang gorengan mengaku patah arang akibat sulitnya mencari minyak goreng. Ia rela mengantre minyak goreng sejak pagi demi mendapatkan harga yang normal. 

Sejumlah warung memang masih memiliki pasokan minyak goreng, tetapi dijual dengan harga mahal. 

"Mau tidak mau, harus bangun dari pagi, habis subuh sudah cari supermarket yang mau buka, untuk tanya tanya stok minyak goreng, kalau ada saya tunggu sampai buka, kalau kosong saya cari di supermarket yang lain lagi sampai dapat. ada sih di warung atau pasar. Tapi harganya untuk para sultan saja, kami yang hanya pedagang gorengan ini, gak akan sanggup," beber Evi.

Baca Juga: Pemkot Samarinda Siapkan 25.000 Liter Minyak Goreng Curah untuk Warga

Berita Terkini Lainnya