TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiga Gugus Terumbu Karang di Kepulauan Derawan Segera Direhabilitasi

Direhabilitasi Project Ocean Governance didanai Uni Eropa

Terumbu karang yang rusak banyak ditemukan oleh jamrut DC sekitar perairan PPU (IDN Times/Ervan)

Balikpapan, IDN Times - Tiga gugus terumbu karang, yakni gugusan Tebabinga dan terumbu karang di bagian utara dan timur Gusung Senggalau di utara Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) segera direhabilitasi melalui Project Ocean Governance yang didanai Uni Eropa.

“Proyek segera dimulai Juli ini, hingga nanti Desember 2023,” kata Manajer Program Keanekaragaman Hayati Lautan WWF Indonesia Candhika Yusuf diberitakan Antara, Kamis (14/7/2022). 

Baca Juga: Beberapa Keunggulan Backpacker Ke Pulau Derawan di Kalimantan Timur 

1. Penandatanganan dalam penyelamatan lingkungan di perairan Berau

IDN Times

WWF Indonesia bekerja sama dengan Pemprov Kaltim, Pemkab Berau, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat setempat seperti Yayasan Penyu Berau dan Asosiasi Guide Snorkling Derawan.

Pada Rabu 13/7 lalu telah ditandatangani berita acara kesepakatan untuk mendukung pelaksanaan proyek tersebut oleh para perwakilan pemerintah (pemangku kebijakan), WWF Indonesia, dan delegasi Uni Eropa.

Termasuk dalam pemangku kebijakan juga Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltim, Dinas Perikanan Berau, dan mitra terkait lainnya.

2. Perincian proyek rehabilitasi terumbu karang

Foto: derawan paradise

Pada kesempatan itu juga dirinci hal-hal yang akan dikerjakan dalam proyek ini. Selain rehabilitasi terumbu karang, juga akan ada pendampingan bagi kelompok masyarakat, penataan kembali wisata bahari sehingga menjadi lebih bertanggungjawab, dan perlindungan spesies laut yang terancam punah seperti penyu.

Setidaknya ada dua cara yang akan digunakan dalam merehabilitasi terumbu karang di Kepulauan Derawan, yaitu metode reef star (terumbu buatan) dan rock pile (tumpukan batu). Di ketiga lokasi, seluruhnya akan dipasang 27 rock pile dan 75 reef star.

Ada pun pendampingan untuk masyarakat, dalam hal ini masyarakat nelayan, yaitu tentang perikanan tangkap yang berkelanjutan. Diketahui, hingga sampai beberapa waktu lalu masih ada nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan.

Bom ikan tidak hanya mematikan ikan-ikan, tapi juga menghancurkan terumbu karang tempat ikan hidup dan berkembang biak. Karena aktivitas manusia juga tutupan karang di tempat-tempat yang akan direhabilitasi tinggal 25-50 persen.

Baca Juga: Keunikan Pantai Pulau Derawan yang Sulit Dijumpai di Tempat Lain

Berita Terkini Lainnya