TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anomali Cuaca Bisa Picu Bencana, Warga Samarinda Diminta Waspada

Puncak anomali cuaca Kaltim diprediksi Februari mendatang

Ilustrasi hujan (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Samarinda, IDN Times - Musim hujan masih melanda Kalimantan Timur. Meski saban hari tak sering terjadi, namun warga tetap harus siaga dan berjaga. Anomali cuaca ini memang tak bisa diprediksi lantaran masih dalam pengaruh La Nina.

“Berakhirnya nanti menjelang Agustus 2021,” ujar Faizal Wempy, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda saat dikonfirmasi pada Kamis (21/1/2021) sore.

1. La Nina moderat masih signifikan pengaruhi cuaca di Kaltim

Kondisi warga yang terdampak banjir di kawasan Bengkuring, Samarinda Utara (IDN Times/Yuda Almerio)

Dia menerangkan, puncak anomali cuaca ini sebenarnya sudah terjadi pada Desember 2020, namun tetap berlanjut hingga Februari 2021 mendatang. Dan saat ini curah hujan diprediksi meningkat. Itu sebab warga harus siaga terutama di kawasan rawan banjir dan longsor.

“Kondisinya masih dalam La Nina moderat. Masih cukup signifikan mempengaruhi cuaca (peningkatan curah hujan),” sebut Wempy, sapaan karibnya.

2. Warga Samarinda diminta waspada karena rawan banjir

Banjir di Bengkuring, Samarinda Utara, yang hingga saat ini masih melanda permukiman warga. (IDN Times/Yuda Almerio)

Mengutip data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, kawasan Samarinda menjadi kota dengan potensi banjir tertinggi di antara daerah lainnya di Benua Etam. Menyusul Kutai Kartanegara (Kukar) dan Balikpapan. Sisanya berada di potensi sedang dan ringan. Berbeda dengan longsor, Balikpapan menjadi kota dengan tingkat rawan tertinggi, menyusul Kukar kemudian Samarinda. Sementara bencana asap, Berau menjadi kabupaten dengan potensi tertinggi, kemudian Kutai Barat dan Mahakam Ulu.

“Potensinya genangan (banjir) di Samarinda itu ada. Apalagi curah hujannya deras, jadi kami imbau warga tetap waspada,” pintanya.

Baca Juga: Banjir Kalsel, Tiga Wilayah Rawan Terjadi Banjir Susulan

3. Puncak La Nina dirasakan pada Februari mendatang

Ilustrasi tanah longsor (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Dia menambahkan, puncak dari fenomena La Nina ini bakal dirasakan sejak hingga Februari 2021 mendatang. Ketika itu terjadi curah hujan bakal meningkat. Dan saat itu berlangsung maka khusus warga Kota Tepian harus bersiaga. Nantinya setelah masuk Maret, intensitas hujan mulai berkurang. Meski demikian warga tetap diminta waspada, utamanya warga Samarinda. Lantaran bukan tak mungkin kondisi tersebut bisa berubah. Lebih-lebih ketika hujan dengan tingkatan sedang terjadi dua sampai tiga hari.

“Hingga saat ini kami masih mengumpulkan data,” pungkasnya.

Baca Juga: Warga Kaltim Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Sulawesi Barat

Berita Terkini Lainnya