Kutai Kartanegara Masih Jadi Episentrum Penyebaran COVID-19 di Kaltim
Kondisi ini terjadi sejak Desember 2020
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) masih menjadi episentrum pandemik COVID-19 di Kalimantan Timur (Kaltim). Penyebaran COVID-19 di Kukar terus menjadi perhatian sejak bulan Desember 20020 lalu.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kaltim mempublikasi pasien positif Kukar sebanyak 1.413 jauh melampaui kota lain seperti Balikpapan (772) dan Samarinda (733).
Sedangkan total pasien COVID-19 Kaltim mencapai 4.080 jiwa.
“Tentu ini harus menjadi perhatian semua perangkat di sana (Kukar), termasuk para camat, lurah, kepala desa, hingga ketua RT agar lebih maksimal melakukan upaya pencegahan," kata Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim Yudha Pranoto dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim, Senin (22/3/2021).
Baca Juga: Wali Kota Samarinda Bingung, Penyebab Banjir Simpang Empat Sempaja
1. Angka aktif positif COVID-19 di Kukar mencapai 1.413 kasus
Dari data terakhir, Kukar memang lebih banyak merawat kasus aktif positif virus corona dibandingkan daerah lain di Benua Etam. Jumlahnya mencapai 1.413 kasus. Angka tersebut tentu tak main-main, sementara di belakangnya menyusul Samarinda dengan 733 kasus dan Balikpapan 772. Ada pula Kutai Barat dengan 335 kasus, lalu Bontang 286 pasien aktif, Kutai Timur 268 kasus, Berau 131 dan Paser 98.
Kedelapan kabupaten/kota ini masih diselimuti zona merah. Dua daerah yang lolos dari zona tersebut ada Penajam Paser Utara, kabupaten ini hanya merawat 44 kasus aktif. Dengan kata lain masuk kategori zona oranye kemudian Mahakam Ulu, daerah ini sempat masuk zona hijau. Namun dalam tempo singkat berubah kuning karena merawat 9 kasus aktif. Dengan statistik tersebut, wajar bila Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim tegas meminta warga tetap taat aturan.
“Mari maksimalkan pencegahan (virus corona) dengan protokol kesehatan 5M,” pintanya.
Baca Juga: Dinilai Kurang Efektif, Perwali COVID-19 Samarinda Bakal Direvisi