TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiga Narapidana Menipu dari Penjara, Rutan Klas IIA Mengaku Kecolongan

Tiga napi yang menipu dari penjara terancam tak dapat remisi

Rutan Klas IIA Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times  -Muslihat dari balik jeruji besi oleh tiga narapidana (napi) Rutan Klas IIA Samarinda memang menarik perhatian. Utamanya gawai yang digunakan. Lazimnya warga binaan tak dibolehkan memiliki handphone. Namun tiga tersangka Bar (30), Pra (31) dan Rus (43) justru bisa menggunakannya, bahkan tersambung dengan internet. Tentu ini kejadian ini mengundang tanya.

“Informasi yang kami dapat handphone itu didapat dari kawannya yang sudah bebas. Mereka beli. Tapi kami tetap selidiki asal-usul itu dari mana,” ujar Akhmad Ferdian, kepala Satuan Pengamanan Rutan Klas IIA Samarinda, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Rabu (2/9/2020) siang.

Baca Juga: Modus Jualan Kue, Pemuda di Samarinda Ini Mencuri Perkakas Rp70 Juta

1. Rutan Klas IIA Samarinda mengaku kecolongan

ilustrasi penipuan (freepik.com/design by freepik)

Sejatinya kata Ferdian, penggunaan gawai dalam penjara itu dilarang keras. Itu sebabnya pihaknya rutin razia. Tujuannya tentu antisipasi hal-hal tak diinginkan dalam penjara, mulai dari gawai, senjata tajam hingga narkoba. Dan kegiatan ini rutin dilakukan. Pihaknya pun tak menampik bila disebut kecolongan. Namun kelalaian itu bukan tanpa sebab. Rutan Klas IIA yang berdiri kukuh sejak 2001 itu, harusnya menampung maksimal 400 napi. Nyatanya tercatat hingga saat ini ada 1.191 warga binaan di dalam rutan.

“Sementara petugas keamanan hanya 70 orang. Jumlah itu tak ideal. Dikatakan kecolongan, memang benar kecolongan. Tapi dengan pengawasan yang begitu banyak, kami gak bisa maksimal,” akunya.

2. Pihak rutan masih berkoordinasi dengan polisi, tiga napi sudah diisolasi

Ilustrasi penjara (IDN Times/Ayu Afria)

Dengan jumlah warga binaan di luar batas maksimal, sudah pasti petugas keamanan kewalahan. Lebih lanjut diterangkan Ferdian, Rutan Samarinda punya tiga blok, A dengan 23 kamar, B punya 18 kamar dan C khusus perempuan ada 2 bilik.

Masing-masing blok juga punya ruangan yang beda-beda ukuran. Paling kecil diisi hingga 18 orang, padahal seharusnya 6 tahanan saja. Pun demikian bilik paling besar digunakan hingga 70 orang, padahal hanya bisa memuat 40 warga binaan saja. Kenyataan inilah yang harus dihadapi oleh Ferdian dan kawan-kawan. Belum lagi adanya potensi gesekan.

“Yang jelas tiga warga binaan ini (yang menipu dari balik penjara), sudah kami masukkan ke strap sel (wadah pengasingan). Dan hingga kini kami masih berkoordinasi dengan kepolisian,” tuturnya.

Baca Juga: Bermodal Gawai, Tiga Napi di Samarinda Menipu dari Balik Jeruji Besi

Berita Terkini Lainnya