Stok Beras di IKN Penajam Cukup untuk 15 Bulan ke Depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penajam, IDN Times - Stok pangan pokok khususnya beras di calon ibu kota negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) dinyatakan cukup hingga 15 bulan ke depan per Oktober 2021 ini.
“Stok pangan pokok khususnya komoditi beras cukup bahkan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat PPU hingga 15 bulan ke depan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten PPU Surito Widarie kepada IDN Times, Senin (18/10/2021).
1. Bencana banjir tidak jadi kendala pertanian untuk jangka panjang
Menurutnya, kejadian bencana banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Babulu yakni di Desa Sumber Sari dan Gunung Mulia, tidak terlalu menjadi kendala bagi produksi tanaman padi untuk jangka panjang.
“Secara implisit tidak mengganggu stok pangan dalam jangka panjang, namun hanya ada perubahan waktu panen kelak, karena harusnya di bulan Oktober ini petani melakukan tanam, akibat banjir mereka mundur waktu musim tanamnya. Kalau produksi panen sendiri bisa terselamatkan sebab panen sudah dilakukan pada September kemarin,” tuturnya.
Baca Juga: Penajam Segera Masuk Zona Hijau, Pasien COVID-19 Tersisa 9 Kasus
2. Stok pangan khususnya beras per Oktober 2021 capai 20.200 ton
Ia menjelaskan, berdasarkan data pihaknya di tahun 2020 kemarin, kebutuhan pangan penduduk PPU sebanyak 174.871 jiwa. Sementara produksi beras per Oktober 2021 ini mencapai 20.000 ton ditambah 200 ton pasokan beras dari luar PPU sehingga total stok mencapai 20.200 ton beras.
“Kebutuhan beras untuk masyarakat PPU per tahun mencapai sekitar 15 ribu ton lebih. Namun kami belum memastikan berapa surplus beras kita di tahun ini. Pasalnya baru diketahui setelah ditetapkan angka tetapnya oleh pemerintah provinsi pada Maret atau paling lambat Mei tahun depan,” sebutnya.
Dikatakannya, pada tahun 2020 kemarin stok beras di PPU mencapai 23 ribu ton, dengan hasil produksi gabah kering giling sebanyak 4,2 ton per hektare. Tetapi kemungkinan tahun ini diprediksi alami penurunan surplus per hektare mencapai sekitar 3,6 ton.
3. Penurunan produksi pertanian di tahun ini bisa disebabkan hama
“Penurunan produksi per hektere di tahun ini bisa disebabkan hama, namun untuk lebih pastinya bisa ditanyakan ke Dinas Pertanian yang memiliki tim sendiri dalam melakukan penghitungan produksi termasuk penyebabnya,” tuturnya.
Sementara itu, untuk komoditas lain rata-rata kondisinya masih standar sebab hampir semua kebutuhan didatangkan dari luar daerah. Tetapi untuk produksi bawang merah tahun ini belum ada produksi karena petani tidak melakukan penanaman komoditas tersebut.
“Petani tidak menanam bawang merah tersebut, karena kabarnya, umbi tanaman bawang tersebut tidak sebesar dan bagus seperti produksi Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Hal itu karena iklim dan komposisi tanah berbeda dengan di PPU,” ujarnya.
4. Lahan persawahan yang terendam banjir capai 600 hektare
Terpisah Kepala Dinas Pertanian PPU Mulyono beberapa waktu lalu mengatakan, lahan persawahan yang terendam ketika banjir baru baru ini mencapai lebih kurang 600 hektare di Desa Sumber Sari. Namun tidak ada tanaman padi yang terendam karena petani sudah melakukan panen pada September kemarin.
“Lahan pertanian yang terendam di Desa Sumber Sari hanya komoditas semangka dengan umur tanam satu bulan dengan luas areal sekitar 7 hektare. Sementara lahan sawah padi seluas lebih kurang 600 hektare memang terendam air namun kini belum digarap,” pungkasya.
Baca Juga: Kakak Beradik Terseret Ombak di Penajam, Satu Orang Meninggal