Cegah Wabah Corona, Penjahit Pakaian di Balikpapan Jadi Pejuang Masker

Bisa produksi sampai 100 lembar masker sehari

Balikpapan,IDN Times - Azan subuh berkumandang dan terdengar hingga rumah Ida Sahrun (43) di RT 31 nomor 57 Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah. Usai salat subuh, Ida langsung melakukan pekerjaan rumah tangga.

Tepat pukul 08.00 Wita, Ida mulai menjahit. Tak seperti biasa, Ida tidak lagi menjahit pakaian, melainkan menjahit masker kain. Ini bisa jadi solusi bagi warga yang kesulitan mendapatkan masker untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.

Ida dibantu oleh keluarganya membuat masker kain ini. Ia mulai mengukur kain besar yang akan diolah menjadi potongan kecil-kecil. Sementara kedua putrinya ada yang mengemas masker jadi ke dalam wadah plastik.

"Sejak 3 minggu ini saya buat masker dari kain katun ini mas. Banyak yang order," ujar Ida saat ditemui di rumahnya.

1. Membuat masker satu buah paling lama 15 menit

Cegah Wabah Corona, Penjahit Pakaian di Balikpapan Jadi Pejuang MaskerIda, penjahit di Balikpapan membuat masker kain (IDN Times/Himansyah)

Kelangkaan masker di lapangan guna menangkal COVID-19 atau virus corona membuatnya kebanjiran pesanan masker kain. Ida telah tiga minggu ini disibukkan dengan pesanan masker dari berbagai kalangan warga. Ada dari komunitas, kelompok masyarakat, dan individu.

Untuk membuat satu masker ini, Ida hanya membutuhkan waktu paling lama 12-15 menit tergantung tali pengikatnya.

"Ada yang sejajar itu lebih singkat, kalo yang pengikat silang paling 15 menit jadi," tambahnya.

Dalam waktu satu hari, Ida mampu membuat masker sebanyak 80-100 lembar dengan dua model yang berbeda. Dengan mesin jahit elektrik serta keterampilan menjahitnya yang ia pelajari sejak duduk di bangku SMK, tak sulit membuat puluhan lembar masker kain ini.

Baca Juga: Penjahit di Balikpapan Kebanjiran Order Masker Kain

2. Kendalanya bahan kainnya mulai sulit didapatkan dan harganya jadi mahal

Cegah Wabah Corona, Penjahit Pakaian di Balikpapan Jadi Pejuang MaskerPenjahit di Balikpapan membuat masker kain (IDN Times/Himansyah)

Meski menjahit sudah menjadi keahlian Ida, namun kendala tetap saja ada, yakni untuk menemukan bahan-bahan pembuatan masker tersebut.

"Sekarang mulai susah cari karetnya. Jadi beli online dengan harga yang lumayan," jelasnya.

Masker-masker yang dibuat Ida juga bisa dibeli oleh masyarakat secara eceran. Ia menjualnya dengan harga Rp8.000 per lembar masker. Bukan harga yang mahal bagi warga Balikpapan untuk tetap menjaga kesehatan di tengah pandemi virus corona. 

Selain itu, Ida pun sering membagikan maskernya secara cuma-cuma kepada para pedagang pasar, driver ojol, dan petugas kebersihan di jalan.

"Kalo ada yang mau beli saya jual. Tapi kalo ada lebihnya kadang saya bagikan juga yang membutuhkan," tegasnya.

Masker kain yang diproduksinya ini bisa dicuci dan digunakan berulang kali dan diberi tambahan pelapis atau filter di dalamnya.

"Saya punya ini memang agak mahal ya, tapi bisa digunakan berulang kali. Bisa juga tengahnya dilapisi tisu," jelasnya.

Bahkan, di kampungnya Ida dijuluki sebagai Pejuang Masker. Ini karena Ida sering membagikan masker yang dibuatnya.

"Iya, kita di RT ini dibagikan saja gratis. Sampai orang yang penyapu jalan juga dikasih. Bibi sayur juga dikasihnya," ujar warga sekitar rumah Ida, Rusmini.

3. Pemerintah dorong perkembangan ekonomi kreatif

Cegah Wabah Corona, Penjahit Pakaian di Balikpapan Jadi Pejuang Maskerilustrasi masker kain (gulftoday.ae)

Sementara itu Lurah Karang Jati, Guntur Gunawan menyambut baik adanya warga seperti Ida Sahrun. Ia menilai selain menambah pemasukan bagi warganya tersebut, aktivitas sosial ini juga dinilainya sebuah hal positif.

"Bangga ya punya warga seperti dia. Kreatif dan bisa menambah nilai ekonomi bagi usahanya. Yang terpenting jiwa sosialnya dia mau membagikan ke masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.

Kelurahan pun berencana melakukan pembinaan kepada Ida Sahrun, dengan memberikan bantuan berupa kain dan karet untuk selanjutnya masker yang sudah jadi dapat dibagikan kepada masyarakat.

"Kita punya wacana mau bantu dia beri kebutuhan masker. Dia buat nanti kita bagi ke tengah masyarakat. Karena saat ini kan masker ini langka sekali," tutup Lurah Karang Jati.

Baca Juga: Penanganan COVID-19, Anggaran Proyek Fisik di Balikpapan Disetop

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya