Penjahit di Balikpapan Kebanjiran Order Masker Kain

Masker kain jadi alternatif

Balikpapan, IDN Times - Masker telah menjadi barang yang langka di berbagai wilayah Indonesia sejak virus corona atau COVID-19 menjadi pandemi.

Kelangkaan masker di pasaran atau jika tersedia harganya sangat mahal,  membuat sebagian masyarakat lebih memilih menggunakan masker kain sebagai alat untuk melindungi diri dari ancaman penyebaran virus corona.

Meningkatnya penggunaan masker kain di masyarakat menjadi berkah tersendiri bagi para penjahit. 

Salah satunya adalah Amir, seorang penjahit yang sehari-hari menjalankan usahanya di kawasan Pasar Kebon Sayur Kecamatan Balikpapan Barat. Orderan untuk membuat masker dari kain meningkat sejak virus corona di Kota Balikpapan mulai mewabah.

“Setiap hari ada aja yang pesan, bisa sampai lima buah per hari,” kata Amir ketika diwawancarai wartawan, Rabu (25/3).

1. Jumlah orderan dibatasi

Penjahit di Balikpapan Kebanjiran Order Masker KainIDN Times/Haikal

Amir menjelaskan pesanan untuk membuat masker kain telah mengalami peningkatan sejak Pemerintah Kota Balikpapan mulai mengumumkan Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona.

Menurutnya, sebagian pelanggan mengeluh kesulitan untuk membeli masker di sejumlah apotek dan supermarket di Balikpapan karena sebagian besar stoknya kosong.

Namun dalam sehari, ia menjelaskan hanya mampu membuat sekitar lima masker kain, karena keterbatasan waktu dan tenaga yang dimilikinya.

“Terkadang saya tolak, karena saya cuma sendiri, tidak sempat waktunya,” jelasnya.

Baca Juga: 700 Rapid Test COVID-19 Tersedia di Balikpapan, Prioritas Tenaga Medis

2. Tidak mematok harga masker

Penjahit di Balikpapan Kebanjiran Order Masker KainIlustrasi rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Amir mengaku tidak mematok harga untuk jasa pembuatan masker kain.

Dirinya hanya berniat membantu masyarakat untuk memperoleh masker sebagai alat pelindung diri terhadap ancaman virus corona.

“Saya tidak ada patokan harga, kadang saya di kasih Rp5 ribu per masker,  saya cuma membantu saja,” jelasnya.

Ia menjelaskan pengerjaan membuat masker kain yang dipesan sejumlah pelanggan, hanyalah tambahan pekerjaan untuk membantu masyarakat sambil melayani jasa menjahit pakaian.

“Kadang saya buat, saya kasih anak saya untuk dibagikan saja di kantornya, karena saya sambi-sambi aja ketika ada waktu, karena sambil mengerjakan order pakaian,” ungkapnya.

 

3. Omzet jahit menurun sejak virus corona mewabah

Penjahit di Balikpapan Kebanjiran Order Masker KainIDN Times/Haikal

Amir mengaku semenjak mewabahnya virus corona selama beberapa pekan ini, sangat berdampak pada kegiatan usaha jahitnya yang sudah dijalankan sejak tahun 1970-an tersebut.

Menurutnya, sebelum ada ancaman virus corona, dalam sehari dirinya dapat mengantongi omzet jasa jahit pakaian hingga Rp300 ribu per hari.

Sejak virus corona mulai mewabah, permintaan jahit di tempat usahanya terus menurun. Bahkan dalam sehari terkadang tidak ada omset sama sekali.

Tidak hanya itu, sejumlah pelanggan yang sudah memesan pakaian banyak yang tidak segera datang mengambil pakaian yang sudah selesai dibuat.

“Menurun sejak ada corona, banyak pakaian yang sudah selesai dijahit ada hampir setengah bulan belum diambil-ambil,” ungkapnya.

Baca Juga: Jumlah Pasien Positif COVID-19 Balikpapan Bertambah Jadi 12 Orang

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya