Samarinda, IDN Times - Makam Ahmad Yusuf Ghazali (4) dibongkar Tim Forensik Mabes Polri pada Selasa (18/2) pagi di Jalan Damanhuri, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang. Pembongkaran itu dilakukan demi mencari penyebab pasti kematian bocah malang tersebut.

“Kami Polsek Samarinda Ulu sesuai permintaan keluarga akan melaksanakan autopsi lanjutan, hari ini Tim Mabes yang Polri melakukan autopsi,” ucap Kanit Reskrim Polsek Ipda M Ridwan pada Selasa (18/2) pagi saat pembongkaran makam mendiang Yusuf.

Pembongkaran makam ini telah disepakati pihak polisi dan kedua orangtua Yusuf, yakni Melisari (30) dan Bambang Sulistyo (40).

Makam dibongkar mulai sekitar pukul 09.00 Wita. Ibunda Yusuf tak hadir, hanya sang ayah saja yang turut menyaksikan makam anaknya dibongkar.

Agenda ini menyita perhatian warga Kota Tepian—sebutan lain Samarinda, sehingga kawasan pekuburan ramai tak hanya oleh wartawan. Meski demikian saat makam mulai digali, lokasi harus steril.

Adalah ahli forensik andalan Mabes Polri yaitu Kombes Pol Dr. dr. Sumi Hastry Purwanti, DFM, SpF yang memimpin pembongkaran makam tersebut. Dia merupakan polisi wanita pertama di Asia yang mendapat gelar doktor forensik.

Kematian Ahmad Yusuf Ghazali memang menyisakan sejumlah tanya. Maklum saja setelah menghilang misterius dari PAUD Jannatul Athfaal, Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu pada 22 November 2019, setelah 16 hari kemudian jasad bocah malang itu ditemukan mengambang tanpa kepala di eks Sungai Karang Asam, Jalan Pangeran Antasari II, Gang 3, Samarinda Ulu pada 8 Desember 2019.

Tak hanya itu, setengah lengan kanannya juga tak ada, kedua telapak kakinya pun demikian. Bahkan sebagian tulang di bagian dadanya tampak keluar. Berbagai spekulasi muncul setelah penemuan jenazah balita malang tersebut. Salah satunya korban pembunuhan, dugaan lainnya adalah perdagangan organ tubuh manusia.

Baca Juga: Orangtua Balita Tanpa Kepala Mengadu ke Hotman Paris dan Mabes Polri