Harga Emas Tembus Rp2 Juta, Akademisi Banjarmasin Ingatkan Dampaknya

Banjarmasin, IDN Times - Harga emas melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Bahkan, harga emas sempat menembus angka Rp2 juta per gram.
1. Dampak perang tarif Amerika dan Cina

Lonjakan ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri dan masyarakat. Akademisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin, Dr. M. Zainul, menyebut kenaikan harga emas merupakan dampak dari memburuknya kondisi ekonomi global, yang turut memengaruhi stabilitas ekonomi nasional.
"Ketidakpastian ekonomi global, ditambah perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, membuat banyak investor menarik dana dari pasar modal dan mengalihkannya ke emas. Ini menyebabkan permintaan meningkat, sehingga harga emas melonjak," ujarnya.
2. Pasar modal terganggu berujung PHK

Menurut Zainul, di tengah kondisi yang tidak menentu, emas menjadi pilihan investasi yang relatif lebih aman dan stabil. Namun, ia mengingatkan bahwa peralihan besar-besaran dari pasar modal ke emas bisa berdampak buruk bagi sektor riil.
"Jika investasi di pasar saham melemah, harga saham perusahaan bisa jatuh. Ini bisa mengganggu kinerja industri manufaktur dan berpotensi menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal," jelasnya.
Ia menambahkan, selama ketegangan ekonomi global belum mereda, termasuk perang tarif antarnegara, pasar akan tetap lesu dan investasi pun cenderung menurun.
"Kondisi ini bisa membuat harga emas terus naik bila tidak ada kepastian di tingkat global," tuturnya.
3. Emas mulai turun

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, Akliansyah, membenarkan bahwa lonjakan harga emas terjadi dalam dua pekan terakhir. Namun, saat ini harga mulai mengalami penurunan.
"Memang sempat tembus Rp2 juta per gram, tapi berdasarkan pantauan terakhir, sudah turun menjadi Rp1,8 juta. Kami terus memantau perkembangannya. Kenaikan yang terlalu tinggi tentu mengkhawatirkan karena bisa memengaruhi pasar dan sektor industri," ujarnya.