Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Angka Anak Putus Sekolah di Banjarmasin Tembus 7 Ribu Kasus

Ilustrasi anak putus sekolah
Ilustrasi anak putus sekolah

Banjarmasin, IDN Times - Memperingati Hari Pendidikan, Kota Banjarmasin justru dihadapkan pada persoalan serius, angka anak putus sekolah yang terus meningkat. Data terbaru menunjukkan, jumlah anak yang tidak melanjutkan pendidikan di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu mencapai sekitar 7 ribu kasus.

Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pendidikan (Disdik) pun mengambil langkah cepat dengan menggelar sosialisasi dan melakukan verifikasi ulang data di lapangan demi memastikan akurasinya.

1. Anak putus sekolah ada 7 ribu kasus

Sosialisasi pencegahan anak putus sekolah di Banjarmasin.
Sosialisasi pencegahan anak putus sekolah di Banjarmasin.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Ryan Utama, menyebutkan bahwa angka anak putus sekolah terus naik dalam dua tahun terakhir. Pada 2023, tercatat ada sekitar 6 ribu kasus. Sementara pada 2024, jumlahnya naik menjadi sekitar 7 ribu kasus, yang mencakup semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD hingga SMP.

“Ada kenaikan sekitar seribu kasus dari tahun sebelumnya. Namun, data dari Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalsel menyebutkan angka putus sekolah sekitar 3 ribu. Karena itu, kami sedang melakukan verifikasi ulang agar data yang digunakan benar-benar valid,” ujarnya, Senin (6/5/2025).

2. Verifikasi data anak putus sekolah

Siswa SD di Banjarmasin bersama Wali Kota Banjarmasin, HM Yamin
Siswa SD di Banjarmasin bersama Wali Kota Banjarmasin, HM Yamin

Hingga kini, pihak Disdik Banjarmasin telah berhasil memverifikasi sekitar 1.900 kasus anak putus sekolah. Ryan mengatakan, angka ini kemungkinan masih akan bertambah seiring pendataan lanjutan.

Ia juga mengungkapkan bahwa jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi penyumbang terbanyak dalam data anak putus sekolah. Namun, penyebab pastinya masih ditelusuri lebih lanjut - apakah karena faktor ekonomi, tuntutan pekerjaan, atau persoalan lainnya.

“Sekarang kami fokus melakukan pendataan ulang agar bisa menentukan intervensi yang tepat,” tambah Ryan.

3. Desak Pemkot serisu tangani kasus anak putus sekolah

Siswa SD di Banjarmasin belajar di luar kelas
Siswa SD di Banjarmasin belajar di luar kelas

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Masriah, menyatakan keprihatinannya. Ia mendesak Pemerintah Kota, khususnya Disdik dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), untuk serius menangani persoalan ini.

“Banjarmasin pernah kehilangan status sebagai Kota Layak Anak karena tingginya angka anak putus sekolah. Anak-anak usia 8-10 tahun bahkan harus turun ke jalan menjadi pengamen atau pengemis,” kata Masriah.

Ia menilai, faktor utama anak putus sekolah di Banjarmasin antara lain tekanan ekonomi, lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung, dan minimnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan.

“Masalah ini bahkan sempat dipertanyakan langsung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Artinya, ini bukan isu sepele dan harus segera ditangani secara komprehensif,” tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hamdani
Sri Gunawan Wibisono
Hamdani
EditorHamdani
Follow Us