Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Balita di Balikpapan Dilaporkan Jadi Korban Pencabulan

Ilustrasi. (Dok. Remotivi)

Balikpapan, IDN Times - Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur (Kaltim) akhirnya menyelidiki dugaan kasus pencabulan yang menimpa balita di Balikpapan. Dugaan pencabulan ini terungkap setelah ibu korban menemukan luka pada alat kelamin korban saat memandikan.

Untuk mengungkap kasus ini, polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk tetangga dan keluarga korban.

1. Bermula dari korban yang mengeluh sakit

ilustrasi pelecehan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kasubdit Renakta Polda Kaltim Ajun Komisaris Besar Pol Musliadi Mustafa menerangkan, dugaan pencabulan ini bermula saat ibu korban memandikan sang anak.

Korban sendiri mengeluhkan sakit sembari memegangi alat kelaminnya. Mendapati sang anak mengeluh sakit, ibu tersebut pun langsung membawanya ke rumah sakit untuk menjalani visum.

Berbekal hasil visum itu, ibu korban kemudian melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian pada tanggal 2 Oktober 2024. “Hasil visum memang menunjukkan ada luka di bagian kemaluan korban akibat benda tumpul, tetapi jenis benda tumpul itu belum diketahui,” terang AKBP Musliadi.

2. Sudah delapan saksi diperiksa polisi

Ilustrasi lapor polisi. (IDN Times/ Agung Sedana)

Kepolisian, kata Musliadi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap keluarga korban serta tetangga sekitar. Hingga berita ini diturunkan, polisi memeriksa delapan orang yang seluruhnya masih berstatus saksi. 

Mereka diminta keterangan keterangannya terkait peristiwa yang mungkin menjadi petunjuk dalam kasus ini.

Musliadi menambahkan, dari pemeriksaan terhadap delapan orang saksi, belum ditemukan bukti kuat yang mengarah ke pelaku. Sebagai informasi, terlapor dalam kasus dugaan pencabulan ini adalah bapak kos yang tinggal tak jauh dari rumah korban.

Dugaan ini bukan tanpa sebab. ibu korban mengaku melihat anaknya kali terakhir digendong oleh bapak kos tersebut.

3. Korban menjalani assesmen psikologi

Ilustrasi penyelidikan polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepada polisi, terlapor membantah seluruh tuduhan yang dialamatkan kepadanya. "Berdasarkan pemeriksaan, terlapor belum terbukti melakukan tindakan yang dituduhkan," ungkap Musliadi.

Musliadi meneruskan, bukti fisik yang minim serta ketiadaan saksi yang melihat langsung kejadian memang membuat polisi kesulitan.

Kendala lain adalah karena usia korban yang masih sangat muda dan belum dapat memberikan keterangan secara langsung. Polisi, sebut dia sangat bergantung pada asesmen psikologis untuk menggali informasi lebih lanjut.

“Asesmen sudah dilakukan lima kali, tetapi belum ada hasil yang mengarah pada pelaku,” jelas AKBP Musliadi.  Namun demikian, kepolisian ditegaskan Musliadi berkomitmen untuk terus mencari bukti yang dapat mengungkap kasus ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us