Bangun Sentra Industri di Kota Nusantara, OIKN Tiru Jurus Jitu Balikpapan

- Kunjungan ke SIKT Balikpapan untuk perencanaan dan pembangunan SIK di IKN
- Memastikan SIK IKN mampu mendorong UMKM naik kelas dan berdaya saing internasional
- Pengalaman dan praktik baik dari SIKT dijadikan referensi utama dalam pendirian SIK di IKN
Balikpapan, IDN Times – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengunjungi Sentra Industri Kecil Teritip (SIKT) di Balikpapan, Sabtu (14/6/2025), dalam rangka menyusun kebijakan pemberdayaan masyarakat, khususnya di sektor kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah deliniasi IKN.
Kegiatan ini melibatkan sejumlah pejabat dari OIKN, antara lain Direktur Pemberdayaan Masyarakat Conrita Ermanto, Direktur Ketahanan Pangan Setia Lenggono, Direktur Perencanaan Mikro Mirwansyah Prawiranegara, serta Direktur Pendanaan Insyafiah. Hadir pula Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Kota Balikpapan Heru Ressandy, Kepala UPT SIKT Fenti Hastuti, pelaku UMKM, dan tamu undangan lainnya.
“Kebijakan pengembangan UMKM menjadi strategi utama dalam memperkuat ekonomi berbasis potensi lokal, sebagaimana diatur dalam Perpres No. 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk IKN,” ujar Conrita Ermanto kepada IDN Times, Minggu (15/6/2025), di Sepaku.
1. Untuk perencanaan dan pembangunan SIK di IKN

Menurutnya, kunjungan ke SIKT Balikpapan bertujuan menggali referensi dan praktik baik yang bisa dijadikan bahan kajian untuk perencanaan pembangunan Sentra Industri Kecil (SIK) di kawasan IKN. SIKT Balikpapan sendiri telah beroperasi sejak 2016 dan menjadi contoh konkret pemberdayaan UMKM yang sukses.
“Kami ingin menyerap pelajaran dari pengalaman SIKT, termasuk tantangan dan strategi pembinaannya, untuk diadaptasi dan disesuaikan di IKN. Fokus kami adalah menciptakan SIK yang mampu mengangkat UMKM lokal hingga berdaya saing global,” tegas Conrita.
2. Jadi referensi utama susunan masterplan pendirian SIK di IKN.

Ia menambahkan, praktik baik yang ditemukan akan menjadi referensi utama dalam penyusunan masterplan dan Standard Operating Procedure (SOP) pendirian SIK di IKN. Harapannya, pembangunan SIK di IKN bisa langsung mengadopsi model yang terbukti efektif tanpa mengulang kesalahan sebelumnya.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan juga meninjau langsung proses produksi di tiga rumah produksi: pengolahan amplang, makanan ringan (snack), dan kopi. Diskusi interaktif antara Tim OIKN dan pelaku usaha membahas proses produksi hingga strategi pemasaran.
Rombongan juga menyambangi fasilitas cold storage yang digunakan untuk penyimpanan bahan baku beku. Biaya sewa ruang penyimpanan berkisar Rp100 per kilogram per hari untuk suhu di bawah -20°C dan Rp2.000 per kilogram per hari untuk suhu di bawah -40°C.
3. Pemberdayaan UMKM di IKN

Conrita menilai, SIKT Balikpapan telah menunjukkan kapasitas nyata dalam memberdayakan UMKM, meski masih menghadapi kendala dalam aspek promosi dan keberlanjutan. Model serupa perlu diduplikasi di IKN dengan penyesuaian konteks lokal.
“Penting untuk membangun sistem pembinaan berjenjang yang didukung regulasi kuat dan promosi digital. Pelibatan masyarakat lokal sejak tahap perencanaan juga sangat krusial agar SIK di IKN benar-benar berakar pada potensi setempat,” pungkasnya.