Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gubernur Pusing, Menu MBG di Kalbar Tak Sesuai Standar

Februari lalu, Bappenas bersama Badan Gizi Nasional (BGN), IPB, dan UNICEF meluncurkan Pusat Keunggulan Nasional untuk MBG. (UNICEF Indonesia)
Februari lalu, Bappenas bersama Badan Gizi Nasional (BGN), IPB, dan UNICEF meluncurkan Pusat Keunggulan Nasional untuk MBG. (UNICEF Indonesia)

Pontianak, IDN Times - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Ria Norsan menanggapi isu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah viral saat ini karena banyak yang keracunan dan makanan tak layak.

Norsan sempat merasa pusing karena koordinator MBG di Kalbar kebanyakan. Sehingga hal ini tak bisa dimonitor dan bertanggung jawab jika ada makanan yang tak layak atau basi.

“Kemarin udah saya sampaikan ke koordinator, ini saya pusingkan koordinator MBG kebanyakan, macam-macam mohon maaf ada dari umum, partai, dari TNI dari Kepolisian ada semua, yang mane mau dituju nih,” keluh Norsan, Jumat (19/9/2025).

1. Bakal bikin 1 koordinator untuk MBG Kalbar

IMG_3040.jpeg
Gubernur Kalbar, Ria Norsan. (IDN Times/Teri).

Menurutnya, harus ada yang dapat bertanggung jawab dari satu provinsi. Norsan bakal memanggil seluruh koordinator MBG di Kalbar dan bakal menunjuk satu koordinator Kalbar yang dapat bertanggung jawab.

“Saya sudah melobi ke pusat kita minta satu koordinator yang ditujuk ke Kalbar jadi kalau ada apa-apa mudah dihubungi, mudah ditindak lanjutinya. Kita minta tetapkan satu koordinator yang kita hubungi dari MBG siapa, untuk mengkoordinir di Kalbar agar terkoordinir dengan baik, inikan saling menyalahkan, kan kemarin di Rasau, kita sudah tinjau kesana rupanya sayurnya basi,” papar Norsan.

2. Keluhan MBG di Kalbar: ahli gizi belum datang

Ilustrasi makan bergizi gratis di sekolah. (IDN Times/Inin Nastain)
Ilustrasi makan bergizi gratis di sekolah. (IDN Times/Inin Nastain)

Norsan mengakui sudah ada sejumlah laporan soal MBG yang basi dari sejumlah daerah. Yang menjadi keluhannya adalah ahli gizi untuk MBG belum datang ke Kalbar.

“Ini yang kendalanya ahli gizi belum datang semua, kalau saya melihat MBG ini belum standarnya, standarnya memang belum masuk kalau saya lihat,” tegas Norsan.

Untuk mengantisipasi makanan basi, Norsan minta supaya MBG tersebut dikelola pihak sekolah dan dimasak di dapur sekolah masing-masing agar distribusinya cepat.

“Makanya saya minta kemarin kalau bisa dapur MBG jangan terlalu jauh dengan sekolah, kalau emang ada skrolah yang jauh untuk mengantar itu lebih bagus dananya diberikan kepda sekolah biar sekolah yang masakan, atau sekolah yang siapkan menunya agar anak didik tidak terlalu lama menunggu,” ungkapnya.

3. Anggaran 15 ribu sisa 8 ribu ke pemasak

antarafoto-capaian-realisasi-program-mbg-di-aceh-1758261984.jpg
Pelajar membawa paket makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri 42, Banda Aceh, Aceh. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Seporsi anggaran MBG kata Norsan adalah Rp15 ribu, anggaran tersebut jika dipotong untuk distribusi, sewa dapur, dan lain sebagainya sisa Rp8 ribu untuk menu makanan.

“Kadang keluhan mereka itu ada yang sampai ke mereka tinggal Rp8 ribu, ada tinggal Rp10 ribu yang kita kasihan juga. Misalnya Rp15 ribu, sampau ke pemasak itu cuman sekitar kalau tidak salah saya Rp10 ribu, untuk sewa dapur Rp2 ribu tinggal Rp8 ribu,” tuturnya.

Dia minta agar anggaran Rp15 ribu itu tidak dipotong-potong dan utuh untuk biaya menu makanan MBG. Norsan juga ngaku MBG di Kalbar saat ini masih terbilang tidak sesuai standar.

“Kita akui itu tidak sesuai standar (MBG) di Kalbar. Sekarang kita sudah laporkan, kalau bisa Rp15 ribu itu tidak usah dipoting-potong biarkan kepada pemasak. Juga dari sisi menu yang mana makanan bergizi tidak seperti ini misalnya,” tukasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

2 Jasad Pria Ditemukan Terkubur di Singkawang, Diduga Tersengat Listrik

19 Sep 2025, 17:58 WIBNews