Harga Cabai di Banjarmasin Melonjak hingga Tembus 150 Persen

Banjarmasin, IDN Times - Harga cabai di pasar tradisional Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengalami lonjakan signifikan dalam dua pekan terakhir. Kenaikan ini mencapai hingga 150 persen dan bervariasi di berbagai pasar.
Fenomena ini menjadi perhatian Pemerintah Kota Banjarmasin.
Meski begitu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar, menyebut situasi tersebut sebagai hal yang biasa terjadi menjelang hari-hari besar, dan harga diperkirakan segera kembali normal.
1. Penyebab pertama karena tingginya permintaan di nataru

Menurut Tesar, lonjakan harga cabai disebabkan oleh tingginya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru, ditambah perayaan Haul Abah Guru Sekumpul yang menjadi tradisi besar di Kalimantan Selatan.
"Permintaan cabai sangat tinggi di waktu yang bersamaan, sementara stok persediaan terbatas. Ini menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga," ujarnya, Senin (13/1/2025).
Pantauan Disperdagin mencatat harga cabai saat ini melonjak hingga Rp150 ribu per kilogram dari harga normal Rp60–70 ribu, khususnya untuk cabai yang didatangkan dari Jawa.
Namun, Tesar optimistis harga cabai akan berangsur turun dalam waktu dekat. "Kami sudah melihat adanya penurunan harga. Beberapa pedagang kini menjual cabai dengan harga Rp80 ribu per kilogram atau bahkan lebih rendah," tambahnya.
2. Penyebab harga cabai melonjak

Lonjakan harga ini juga dipengaruhi oleh gagal panen yang terjadi di Jawa Timur akibat curah hujan yang cukup tinggi. Pasokan cabai dari wilayah tersebut terhenti, sehingga pengiriman ke Banjarmasin terganggu.
"Gagal panen di daerah asal menjadi salah satu alasan pasokan cabai terhambat, sehingga terjadi kenaikan harga di pasar lokal," jelas Tesar.
3. Pasokan alternatif dari Sulawesi

Untuk mengatasi kelangkaan pasokan, Disperdagin Kota Banjarmasin berupaya mencari sumber cabai alternatif dari daerah lain, seperti Sulawesi.
"Kami mulai mendatangkan cabai dari Sulawesi meskipun jumlahnya terbatas. Langkah ini diharapkan bisa mempercepat penurunan harga dan mengembalikan kondisi pasar ke keadaan normal," ungkapnya.
Pemerintah Kota Banjarmasin juga terus memantau pergerakan harga di lapangan dan berupaya memastikan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga selama periode krusial ini.