Samarinda, IDN Times - Mentari baru saja tenggelam di ufuk barat pada Februari 1947. Dari balik rimbunnya pepohonan hutan di Kampung Pinang Air Putih terdengar suara saling silang pendapat. Bunyi itu berasal dari rumah yang menjadi markas bagi pejuang perang Sanga-Sanga dan pejuang Samarinda. Mereka sembunyi dari kejaran pasukan penjajah yang tergabung dalam Nederlandsch Indische Civiele Administratie (NICA) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda bersama Koninklijke Nederlandsch Indische Leger (KNIL) alias tentara Kerajaan Hindia Belanda.
“Waktu itu Herman Runturambi, salah satu pejuang, ingin membeli rokok atau tembakau. Tapi ditentang oleh rekan-rekannya yang lain karena bisa membongkar rahasia posisi markas,” ucap sejarawan Samarinda, Muhammad Sarip saat dikonfirmasi pada Kamis (6/8/2020).