Kukar Bertransformasi Ekonomi Menuju Sektor yang Berkelanjutan

Tenggarong, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terus mendorong transformasi ekonomi dari ketergantungan pada tambang batu bara ke sektor yang lebih berkelanjutan. Fokus utama diarahkan pada pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkab Kutai Kartanegara melakukan transformasi dari sumber daya alam tak terbarukan menuju sumber daya alam terbarukan,” ujar Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri diberitakan Antara, di Tenggarong, Rabu (24/9/2025).
1. Pengembangan sektor pariwisata

Pemkab Kukar menambah fasilitas pendukung wisata, terutama pada lima destinasi unggulan: Pulau Kumala, Planetarium, Waduk Panji, Pantai Tanah Merah, dan Tugu Khatulistiwa.
Di Pulau Kumala, misalnya, sedang dibangun waterboom dengan skema pembangunan tahun jamak sejak 2023 dan ditargetkan rampung pada 2026. Fasilitas ini digadang-gadang menjadi wahana wisata modern terlengkap di Kaltim, yang diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun luar daerah.
2. Modernisasi pertanian

Di sektor pertanian, Pemkab Kukar mendorong modernisasi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus efisiensi demi mewujudkan ketahanan pangan.
“Teknologi pertanian bukan hanya meningkatkan hasil, tetapi juga kesejahteraan petani dan mendukung praktik berkelanjutan,” jelas Aulia.
Teknologi yang diterapkan meliputi penggunaan traktor, cultivator, drone, sistem irigasi pintar, bioteknologi, hingga platform digital. Inovasi ini membantu petani mengoptimalkan lahan, air, pupuk, serta mempermudah pemasaran hasil panen, khususnya produk organik.
3. Lumbung padi di Kaltim

Transformasi ini mulai menunjukkan hasil. Dalam dua tahun terakhir, Kutai Kartanegara menjadi daerah dengan produksi padi tertinggi di Kaltim.
Pada 2024, kontribusi Kukar mencapai 50,71 persen dari total produksi padi provinsi. Dari luas panen 57.143 hektare se-Kaltim, Kukar menyumbang 26.744 hektare atau 46,8 persen. Produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 115,1 ribu ton atau setengah dari total produksi Kaltim.