Momen Bidan Tessa Bantu Persalinan Darurat di Penerbangan Citilink

Pontianak, IDN Times - Momen mendebarkan terjadi di ketinggian 35 ribu kaki saat seorang ibu melahirkan dalam penerbangan pesawat Citilink rute Pontianak–Surabaya, Selasa (11/3/2025). Bidan Tessa Siswina, penumpang yang ikut dalam penerbangan itu, menjadi pahlawan setelah berhasil membantu proses persalinan darurat di dalam kabin pesawat.
Peristiwa langka ini sontak viral di media sosial. Aksi sigap Bidan Tessa pun mendapat banyak pujian, termasuk dari pihak maskapai dan keluarga sang ibu.
"Saya benar-benar tidak menyangka bakal menolong orang melahirkan di pesawat. Saat itu saya sedang bersiap tidur, tiba-tiba pramugari mencari penumpang yang berprofesi dokter atau bidan," kata Tessa saat dihubungi IDN Times, Sabtu (15/3/2025).
1. Ibu melahirkan di pesawat usia 33 minggu

Ibu asal Surabaya itu diketahui tengah hamil 33 minggu dan baru saja pulang dari Malaysia bersama anaknya yang masih berusia 3 tahun. Sekitar pukul 08.00 WITA, ia mengalami pecah ketuban dan tanda-tanda akan melahirkan.
Melihat kondisi darurat tersebut, pramugari segera mencari tenaga medis. Tanpa pikir panjang, Tessa langsung berdiri dan menuju bagian belakang pesawat.
"Pramugari bilang, 'Ini sudah pecah ketuban, Bu.' Saat saya periksa, ternyata kepala bayi sudah terlihat. Ibu itu langsung dibaringkan di lantai bagian belakang pesawat," tutur dosen Poltekkes Pontianak itu.
2. Proses kelahiran menegangkan

Dengan peralatan seadanya, Tessa memulai proses persalinan. Ia mengaku sempat khawatir karena usia kandungan baru 33 minggu.
"Alhamdulillah, ternyata di pesawat ada sarung tangan medis. Saya sempat berpikir harus pakai plastik kalau tidak ada alat medis. Dengan bantuan pramugari, proses persalinan berjalan," katanya.
Di tengah keterbatasan alat, Tessa harus berpacu dengan waktu dan kondisi pesawat yang sebentar lagi mendarat.
"Saya terus tanya ke pramugari, 'Berapa menit lagi mendarat?' Takutnya ada hentakan keras saat mendarat yang membahayakan ibu dan bayi," ujarnya.
Tak hanya proses lahiran, Tessa juga menghadapi tantangan mengeluarkan plasenta, bagian penting dalam persalinan. "Yang saya khawatirkan kalau plasenta gak keluar bisa perdarahan hebat," katanya.
3. Pilot umumkan bayi lahir di ketinggian 35 ribu kaki

Dosen Poltekkes Pontianak ini menceritakan, proses persalinan tersebut memakan waktu kurang lebih sekitar 30 menit. Tepat waktu saat pesawat sudah hendak landing. Bidan Tessa berhasil mengeluarkan bayi, dan plasentanya.
"Proses penanganan plasenta lebih mengkhawatirkan, karena kalau ini gak lahir perdarahan hebat yang saya khawatirkan. Mulut saya gak berhenti berdoa ucap Allah mudahkan, saya gak punya siapa-siapa cuman sendiri, saya gak tau posisi di atas mana ini dihadapkan dengan kondisi harus cepat,“ tuturnya.
Setelah berhasil mengeluarkan bayi, tiba-tiba pilot mengumumkan bahwa telah lahir seorang bayi laki-laki di atas ketinggian 35 ribu kaki, Bidan Tessa bilang bahwa dirinya tak menyangka.
“Saat bayinya lahir pilotnya kasih pengumuman telah lahir bayi laki-laki di ketinggian 35 ribu kaki. Dan lahir bayi kayak yang mukjizat, kemustahilan yang terjadi. Saya merinding banget pas pilotnya ngomong,” ucapnya.
4. Lega, perasaan tuntas dengan amanah sebagai seorang bidan

Setelah proses selesai, ibu dan bayi diposisikan untuk pendaratan. Tiga menit kemudian, pesawat mendarat mulus di Bandara Juanda, Surabaya.
"Perasaan saya? Yang pasti lega. Selama proses, mulut saya gak berhenti berdoa, 'Ya Allah, mudahkan'. Begitu selesai, saya lihat ibunya tersenyum, bayinya bisa menangis, semua sehat. Amanah saya sebagai bidan sudah selesai," ungkap Tessa haru.
Bahkan, Tessa sempat meminta foto bersama ibu dan bayi tersebut sebagai kenang-kenangan pribadi.
"Saya pikir hanya untuk keluarga, ternyata malah viral. Keluarga ibu dan pihak Citilink juga mengucapkan banyak terima kasih," tutupnya.