Tengah Menempuh Studi S3, Dosen UINSI Samarinda Dievakuasi dari Iran

Samarinda, IDN Times – Sulton Fatoni, warga Samarinda, Kalimantan Timur, bersama istri dan dua anaknya berhasil dievakuasi dari Iran pada Selasa (24/6/2025). Saat ini, keluarga kecil tersebut berada di Jakarta dan dalam kondisi sehat.
Informasi ini disampaikan oleh Prof. Zamroni, kerabat dekat Sulton sekaligus Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Ia mengatakan, Sulton selama 3,5 tahun terakhir tinggal di Iran untuk menempuh pendidikan doktoral (S3) dengan beasiswa penuh di Ferdowsi University of Mashhad.
“Sulton dapat beasiswa S3 full di sana. Ini tahun terakhirnya. Tapi karena situasi konflik, akhirnya dievakuasi,” ujar Zamroni.
1. Dievakuasi dari Mashhad ke Teheran hingga ke Indonesia
Zamroni menjelaskan, Sulton bersama keluarganya harus menempuh perjalanan panjang dari Mashhad menuju Teheran untuk bisa dievakuasi melalui bantuan KBRI Iran. Mereka sempat mengalami kendala komunikasi karena sistem jaringan di Iran terganggu akibat eskalasi konflik yang meningkat.
“Sempat telepon, sebelum koneksi melemah. Katanya roket–roket sempat dilumpuhkan militer Iran di atas Kota Mashhad. KBRI lalu menawarkan evakuasi,” terangnya.
Perjalanan evakuasi dilakukan melalui jalur darat dan udara. Dari Mashhad ke Teheran menggunakan kereta, lalu melalui Azerbaijan, hingga akhirnya diterbangkan ke Indonesia menggunakan maskapai Turkish Airlines bersama 11 WNI lainnya.
Mereka tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Senin (24/6/2025) malam.
2. Tetap kejar studi S3 meski Iran diterpa konflik
Meski situasi tidak menentu, Sulton disebut tetap berkomitmen untuk menyelesaikan studinya. Ia sedang menunggu jadwal ujian disertasi, yang ditargetkan rampung Juli ini.
“Juli harus selesai karena beasiswanya terbatas. Kemungkinan dia akan bolak-balik Iran-Indonesia tanpa keluarganya jika situasi membaik,” kata Zamroni.
Sulton sendiri dikenal sebagai dosen tetap di Fakultas Syariah dan Fiqih UINSI Samarinda dan berstatus ASN. Ia juga berasal dari lingkungan pesantren dan pernah mendirikan lembaga pendidikan di Nganjuk, Jawa Timur.
3. Keluarga bersyukur Sulton bisa kembali ke Indonesia
Dalam panggilan video yang dilakukan Zamroni bersama istri Sulton, keluarga tersebut tampak sehat dan bersyukur telah kembali ke tanah air. Sang istri mengungkapkan bahwa anak-anak mereka juga dalam kondisi baik, meskipun sempat rewel selama perjalanan karena kelelahan.
“Rencananya kami ke Nganjuk dulu, lalu kembali ke Samarinda. Alhamdulillah semuanya sehat. Sekarang Mas Sulton sedang menerima telepon,” ujar istri Sulton singkat.