Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Terus Melejit! Pasien Konfirmasi COVID-19 di Kaltim Bertambah 35 Orang

Plh Diskes Kaltim Andi Muhammad Ishak saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah media pada Senin 23 Maret 2020 (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times - Angka kumulatif pasien konfirmasi virus corona alias COVID-19 di Kalimantan Timur terus bertambah signifikan. Andi Muhammad Ishak, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim dalam rilis hariannya pada Sabtu (8/8/2020) malam menyatakan kasus konfirmasi saat ini sebanyak 1.834 pasien.

"Hari ini terdapat penambahan sebanyak 35 pasien terkonfirmasi," ungkap Andi.

1. Kabupaten Kukar jadi penyumbang terbanyak

Ilustrasi Rapid Test (IDN Times/Herka Yanis)

Pada hari sebelumnya, pasien terkonfirmasi COVID-19 di Bumi Mulawarman sebanyak 1.799 pasien dan mendapatkan penambahan 35 pada hari ini. Rincian penambahan pada hari ini diungkapkan Andi terbanyak berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sebanyak 12 pasien terkonfirmasi.

"Dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terdapat penambahan 8 kasus, dari Kabupaten Paser kasus dan dari Samarinda 8 kasus," imbuhnya.

2. Kasus kesembuhan COVID-19 juga bertambah

Ilustrasi pasien sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.

Lanjut Andi, selain kasus terkonfirmasi pada hari ini juga terdapat penambahan pada kasus COVID-19 yang mendapatkan kesembuhan. Yakni sebanyak 28 pasien. Rinciannya, 3 kasus berasal dari Kabupaten Berau, 6 dari Kabupaten Paser dan 19 dari Samarinda.

"Seluruh kasus sembuh telah mengalami isolasi 10 hari dan hasil pemeriksaan klinis menyatakan yang bersangkutan sudah dalam kondisi baik dan tanpa gejala lanjutan," urainya.

3. Gugus tugas tekankan masyarakat tak langgar protokol kesehatan

Pedagang di Pasar Muara Rapak Balikpapan mengikuti tes swab massal. IDN Times/Haikal

Meski penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 hari ini tak sebesar hari sebelumnya. Namun Andi kembali menekankan kalau masyarakat agar selalu mengingat anjuran protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah. Sebab cara ini adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran.

"Ini adalah cara efektif sampai ditemukan obat maupun vaksinnya. Penularan masih terus terjadi. Belum ada penurunan. Tidak ada kata dan cara lain untuk kita menjaga diri masing-masing," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mela Hapsari
EditorMela Hapsari
Follow Us