TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Sekolah Daring, Disdikpora PPU Gelar Home Visit Bagi Para Siswa

Siswa baru TK dan SD perlu sentuhan langsung dari guru

Sistem pembelajaran home visit PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Penajam, IDN Times – Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Alimuddin mengatakan, dalam masa pandemik COVID-19 ini, pihaknya selain melaksanakan sistem pendidikan dalam jaringan (daring) juga melakukan home visit bagi peserta didik baru (PDB).

“Peserta didik di PPU selain mendapatkan pelajaran dengan sistem daring juga bisa mengikuti home visit atau kunjungan pengajar ke rumah siswa atau tempat yang disepakati dengan tetap menaati protokol kesehatan selama pandemik COVID-19 ini,” kata Alimuddin kepada IDN Times, Senin (20/7/2020) di Penajam.

Baca Juga: Disdikpora PPU Dorong Anak Putus Sekolah Ikut Kejar Paket A,B, dan C

1. Diutamakan untuk murid baru di TK dan SD

Sistem pembelajaran home visit PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Home visit ini ditujukan bagi PDB khususnya tingkat pendidikan TK dan SD dimana filosofinya atau tujuan untuk membangun psikologi anak bahwa mereka telah menjadi peserta didik serta membangun motivasi untuk belajar sebagai murid sekolah," kata Alimudin.

Ia juga menekankan pentingnya dalam proses belajar kehadiran guru bagi peserta didik, tetapi upaya yang bisa dilakukan sementara ini hanya melalui home visit bukan pembelajaran tatap muka di sekolah.

“Kita akui dalam memberikan pengajaran kepada siswa baru khusus TK dan SD perlu ada sentuhan langsung gurunya. Harapannya tujuan filosofi home visit  bisa tercapai sehingga proses belajar dan mengajar dapat berjalan semestinya,” ungkapnya.

2. Guru memberikan pelajaran langsung kepada siswa di tempat yang disepakati

Dengan membawa papan tulis seorang guru SD di PPU bersiap laksanakan home visit (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Program home visit ini, terangnya, guru memberikan pelajaran langsung kepada siswa di tempat yang disepakati dan tentu dengan persetujuan orangtua.

“Hingga saat ini dalam proses belajar, kami masih menerapkan protokol kesehatan meskipun para guru kami melakukan home visit dan alhamdulillah dari Kemendibud juga melaksanakan program serupa. Pelaksanaan home visit ini juga berkat saran dari para guru dan kepala sekolah,” ungkapnya.

Mekanisme home visit itu sendiri, tuturnya, adalah para pengajar mempersiapkan materi pembelajaran dan fasilitasnya seperti papan tulis serta materi pelajaran yang diberikan tidak terlalu membebani peserta didik.

Guru memberikan bimbingan langsung bagaimana cara menulis, membaca dan berhitung bagi anak yang baru masuk TK ataupun SD. Adapun jumlah peserta belajarnya dibatasi maksimal 10 orang saja.

3. Home visit juga dilakukan guru bagi pelajar SMP pada beberapa mata pelajaran tertentu

Sistem pembelajaran home visit yang dilaksanakan di rumah orangtua murid di PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

“Sebelum home visit dilaksanakan kami telah memberikan pemahaman kepada orangtua siswa. Memang ada sebagian kecil orangtua yang tidak setuju, tetapi kami sarankan untuk mengikuti pembelajaran daring,” tukas Alimuddin.

Hal penting dalam pelaksanaan home visit ini, tegasnya, guru dan peserta belajar harus sehat, tidak menjadi carrier atau pembawa virus corona. Selain itu, tempat belajar pun harus berada di kawasan yang aman dari ancaman COVID-19.

Home visit juga dilakukan untuk pelajar tingkat SMP, tetapi khusus mata pelajaran tertentu dan dibutuhkan pendampingan oleh guru seperti matematika, IPA, dll. Kunjungan juga dilakukan hanya seminggu sekali tergantung situasinya.

Alimuddin mengakui, terkait dengan pelaksanaan daring masih ada beberapa wilayah di PPU masuk dalam kawasan blank spot khususnya daerah pelosok, sehingga para pelajar di wilayah tersebut kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran daring.

Baca Juga: PPDB Online, Orangtua Siswa di PPU Sempat Kesulitan Mendaftar Sekolah

Berita Terkini Lainnya