TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PA Bukan Perwakilan Duta Pariwisata Besutan Kaltim, Ini Faktanya

Prostitusi publik figur libatkan Duta Pariwisata

PA (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa Ditreskrimum Polda Jatim, Minggu dini hari (27/10). IDN Times/Istimewa

Samarinda, IDN Times- Kasus publik figur yang terseret magnet dunia prostitusi dalam jaringan (daring/online) kembali terjadi setelah kasus artis VA pada Januari 2019 lalu.

Adalah finalis Putri Pariwisata berinisial PA asal Balikpapan, yang mewakili Kaltim dalam ajang kontes kecantikan 2016 lalu. Gadis 23 tahun itu diamankan bersama perantara atau muncikari dan seorang pengguna jasa prostitusi pada Jumat (25/10) lalu di sebuah hotel di Kota Batu, Jawa Timur.

Baca Juga: Finalis Duta Pariwisata Terjerat Prostitusi, PA: Saya Mohon Maaf

1. PA bukan perwakilan duta pariwisata Kaltim

Ilustrasi prostitusi daring (pixabay.com/Foundry)

Menanggapi itu, Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Sri Wahyuni mengatakan, pihaknya tak punya identitas berinisial PA itu dalam database  Duta Wisata Kaltim. Namun demikian untuk memastikan, pihaknya akan memeriksa kembali apakah PA itu masuk dalam daftar atau tidak. Langkah tersebut termasuk berkoordinasi dengan dinas terkait di Balikpapan.

"Yang pasti tahun 2016 itu kami enggak ada mengutus siapa pun masuk kontes Putri Pariwisata Tingkat Nasional," ucap Sri, pada Senin (28/10).

Dia menjelaskan, ada dua jenis Duta Pariwisata, yang berasal dari Dinas Pariwisata Kaltim atau Dinas Pariwisata kabupaten/kota yang merupakan besutan pemerintah. Kemudian yang kedua ialah independen, diadakan oleh yayasan kontes kecantikan tertentu.

Kalau dari pemerintah ini tentu mewakili Kaltim tapi mereka yang berasal dari kontes independen pun juga demikian, sebab tergantung figur itu berasal. PA itu berasal dari Balikpapan, artinya ia mewakili Kaltim.

"Kami memang sudah beberapa tahun tak ikut kontes tingkat nasional karena berbiaya cukup besar duitnya (anggarannya) itu," sebutnya.

2. Tak hanya cantik tapi juga tingkah laku harus dijaga oleh duta dan putri pariwisata

PA (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa Ditreskrimum Polda Jatim, Minggu dini hari (27/10). IDN Times/Istimewa

Mantan kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara itu melanjutkan, bila Benua Etam melakukan seleksi biasanya berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, nanti finalisnya itu mewakili ke tingkat provinsi, tahap lanjutannya tentu menuju nasional.

Dalam prosesnya akan dilakukan pembekalan dan pendampingan. Dari sinilah semua karakter dan sikap bisa dibina, yang bertujuan untuk menata para duta wisata.

"Kami sebenarnya prihatin dengan kejadian ini sebab hal inilah yang membuat citra negatif lembaga penyelenggara kontes duta/putri pariwisata. Ini juga menjadi catatan agar seleksi jauh lebih ketat," tuturnya.

Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga tentu menjadi refleksi. Sebab lanjut Sri, yang menjadi perhatian tentu entitas yang membuka kompetisi putri pariwisata tersebut. Itu sebabnya, lembaga pemilihan putri pariwisata ini harus memerhatikan sejumlah kategori sebelum memilih, yakni behaviour (tingkah laku) juga attitude (sikap), bukan hanya brain (kecerdasan) dan juga beauty (kecantikan). Hal inilah yang harus diperhatikan dengan baik.

"Kami menyayangkan ada oknum yang berbuat demikian. Kami prihatin dengan kejadian tersebut. Ini menjadi tugas bersama untuk mengawal ujung tombak pariwisata agar bisa menjaga sikap," tuturnya.

Baca Juga: Kasus Prostitusi, Wali Kota Balikpapan Evaluasi Ajang Duta Wisata Kota

Berita Terkini Lainnya