TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selama Dua Bulan, Ada 19,36 Ton Sampah Terjaring dari SKM Samarinda

Empat jaring penangkap sampah terpasang di 4 lokasi berbeda

Sempadan Sungai Karang Mumus (SKM) di segmen Pasar Segiri yang sudah ditertibkan, Jalan dr. Soetomo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times - Sampah menjadi salah satu biang banjir di Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim). Meski demikian Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani mengaku sudah menerapkan sejumlah metode pengelolaan sampah di ibu kota Kaltim ini.

“Dimulai dari ruang lingkup rumah tangga. Juga normalisasi sungai dengan mengeruk sedimen, membersihkan sampah, hingga memasang jaring tangkap sampah,” ujar Nurrahmani seperti dilansir dari rilis resmi Pemkot Samarinda, Senin (24/5/2021).

Baca Juga: Sehari Produksi 601 Ton, Sampah Jadi Biang Kerok Banjir Samarinda

1. Selama 83 hari ada 19,36 ton terjaring dari SKM Samarinda

Potret Sungai Karang Mumus (SKM) di Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Menukil persoalan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda menyebut jika produksi sampah di ibu kota provinsi ini bisa mencapai 601 ton dalam satu hari. Ya, selain banjir salah satu persoalan yang harus dihadapi warga Kota Tepian adalah sampah.

Dari ratusan ton itu paling besar ialah kategori sampah organik seperti sisa makanan, daun, kertas hingga ranting pohon. Jumlahnya 60 persen, sisanya 21 persen berasal dari ragam sampah, salah satunya ialah bahan berbahaya dan beracun (B3). Jika dihitung, satu orang bisa menghasilkan sekitar 0,7 kilogram dalam satu hari.

Nah, demi menuntaskan masalah ini, Gerakan Sungai Karang Mumus (SKM) Bersih Sampah diberlakukan. Langkah awalnya ialah memasang empat sistem jaring tangkap sampah. Total ada empat, tersebar di empat lokasi. Mulai dari Jembatan Gang Nibung Jalan dr Soetomo, Jembatan Baru Jalan KH Agus Salim, Jembatan II di Sungai Dama, serta Jembatan I di Jalan Gurami.

Keempat jembatan ini berdekatan dengan permukiman warga, ada juga yang bersisian lingkungan pasar. Dipantau selama dua bulan lebih, hasilnya pun diperoleh.

“Volume sampah yang tersangkut selama 83 hari ada 19.362 kilogram atau 19,36 ton,” bebernya.

2. Paling banyak terjaring sampah dari SKM kawasan Sungai Dama Samarinda

Kawasan perumahan di sempadan Sungai Karang Mumus (IDN Times/Yuda Almerio)

Dari keempat sistem jaring yang terpasang di jembatan ini, lanjutnya, paling banyak menangkap sampah adalah jaring di Jembatan II kawasan Sungai Dama. Sebanyak 8,27 ton terjala. Disusul Jembatan Baru 3,82 ton, Jembatan Gang Nibung sebanyak 3,75 ton.

“Terakhir ada Jembatan I di kawasan Gurami. Ada 3,53 ton terjaring,” sebutnya.

Baca Juga: Awas! PKL Samarinda Jualan di Tepi Sungai Mahakam Terancam Pidana

Berita Terkini Lainnya