Dibanding Tahun Sebelumnya, Kasus DBD di PPU Kaltim Tidak Bertambah

Siklus cuaca sangat mempengaruhi jumlah kasus DBD

Penajam, IDN Times - Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dr Eka Wardana, mengatakan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di PPU tahun 2020 ini belum mengalami peningkatan kasus dibandingkan tahun 2019 kemarin.

"Tidak ada peningkatan kasus DBD tahun ini dibandingkan 2019 kemarin, sehingga status PPU masih siaga belum waspada," ujarnya kepada IDN Times, Senin (6/4) di Penajam.

Ia menjelaskan, status siaga tersebut karena jumlah kasus DBD tidak melebihi dua kali lipat pada bulan sama antara tahun ini dengan tahun kemarin. Berbeda jika tahun ini ada peningkatan lebih dari dua kali lipat maka PPU berstatus dari siaga menjadi waspada.

1. Jumlah kasus Januari dan Februari tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun kemarin

Dibanding Tahun Sebelumnya, Kasus DBD di PPU Kaltim Tidak BertambahIDN Times/Muchammad Haikal

Dibeberkannya, jumlah kasus pada Januari dan Februari tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun kemarin. Di 2019 pada Janurai jumlah pasien DBD di PPU mencapai 39 kasus sedangkan Januari 2020 hanya terdapat 26,  lalu Februari tahun kemarin ada 55 sedangkan 2020 tercatat 38 kasus.

Eka menjelaskan, siklus cuaca sangat mempengaruhi jumlah kasus DBD, namun untuk mencegah tidak terjadi lonjakan kasus, pihaknya telah menekankan kepada masyarakat untuk melaksanakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M Plus.

"Program PSN dan 3M plus itu sebagai langkah yang efektif dalam meminimalkan penyebaran virus yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti," katanya.

2. Gerakan 3M plus merupakan cara yang tepat memberantas berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti

Dibanding Tahun Sebelumnya, Kasus DBD di PPU Kaltim Tidak Bertambahdr. Eka Wardana (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Ia mengungkapkan, gerakan 3M plus merupakan cara yang tepat memberantas berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti . Seperti Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penyimpanan air sekitar dan Menyingkirkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang kemungkinan dapat menampung sisa-sia air hujan atau genangan air lainnya dapat menjadi sarana nyamuk aedes aegypti untuk bertelur. 

Sedangkan tambahannya yaitu menaburkan bubuk larvasida atau abate di mana pihaknya telah membagikannya kepada masyarakat. Selain itu disarankan untuk menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menaruh ikan di penampungan air dan menanam tanaman pengusir nyamuk. Tak lupa, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus tetap dilakukan masyarakat.

Baca Juga: Selama Sebulan Warga PPU Nikmati Layanan Air Bersih Gratis dari PDAM

3. Kasus DBD di PPU terbanyak di Kecamatan Sepaku

Dibanding Tahun Sebelumnya, Kasus DBD di PPU Kaltim Tidak BertambahPengasapan serangga dilakukan untuk membasmi larva nyamuk Aedes Aegypti sumber wabah demam berdarah. (Dok. Dinkes Kab. Cirebon)

Dibeberkannya, kasus DBD di PPU terbanyak di Kecamatan Sepaku wilayah kerja UPT Puskemas Sepaku 1, sejumlah 31 kasus dan disusul di UPT Puskesmas Sepaku 3 dengan 20 kasus. Sementara itu, dari data per kecamatan masing-masing, Kecamatan Sepaku pada posisi pertama sejumlah 51 kasus, Kecamatan Penajam 21 kasus dan Kecamatan Babulu empat kasus.

"Sejak Januari-hingga Februari 2020 jumlah kasus sebanyak 76 kasus, sedangkan tahun kemarin di bulan sama terdapat 94 kasus dengan jumlah total kasus di 2019 sejumlah 197 kasus. Pasien DBD di PPU didominasi masyarakat dengan usia produkif yakni 15 tahun ke atas karena kerap beraktivitas di luar rumah," pungkas Eka.

Baca Juga: [BREAKING] 4 Warga PPU Peserta Ijtima Gowa Positif Virus Corona

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya