Kampanye LGBT Terselubung, MUI Kecam Pentas Tari di Mal Pentacity 

EO kegiatan wajib lapor ke Polresta Balikpapan

Balikpapan, IDN Times - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan mengecam keras kegiatan pentas tari yang digelar di kawasan pusat perbelanjaan Pentacity pada 11 November 2019 lalu. Kegiatan pentas atau kompetisi tari tersebut disinyalir merupakan kampanye terselubung komunitas LGBT yang dikemas dalam kegiatan pentas tari kawula muda dengan nuansa KPop.

"Meski alasannya kecolongan, Ini harus menjadi yang terakhir, jangan sampai terulang kembali," kata Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan M. Jailani ketika diwawancarai usai menghadiri pertemuan dengan Manajemen Pentacity Shopping Mall, Selasa (12/11).

 

1. Bentuk kemungkaran apapun tidak boleh diizinkan

Kampanye LGBT Terselubung, MUI Kecam Pentas Tari di Mal Pentacity IDN Times/Maulana

Kegiatan pentas tari itu mendapat banyak sorotan dari masyarakat Kota Balikpapan setelah di-upload di media sosial, karena menampilkan laki-laki yang menari dengan mengenakan busana seperti perempuan, dan bergaya 'kemayu'.

Menanggapi laporan masyarakat tersebut, Polresta Balikpapan telah meminta keterangan pihak manajemen Pentacity selaku penyedia lokasi kegiatan. Sedangkan event organizer yang menyediakan kegiatan ini dikenakan wajib lapor.

Menanggapi hal tersebut, MUI Kota Balikpapan bersama dengan ormas islam diantaranya GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) menyatakan mengecam keras kegiatan tersebut.

Menurut Jailani, pihaknya sudah meminta penjelasan kepada pihak manajemen Pentacity terkait izin penggunaan lokasi yang diberikan.

"Ini sudah beberapa kali, manajemen Pentacity mengaku kecolongan, kami minta agar tidak terulang kembali, karena segala bentuk kemungkaran tidak diperoleh," ujarnya.

Baca Juga: Balikpapan Segera Siapkan Perda Pemilik Mobil Mesti Punya Garasi  

2. Balikpapan kerap menjadi lokasi kegiatan LGBT

Kampanye LGBT Terselubung, MUI Kecam Pentas Tari di Mal Pentacity IDN Times/Maulana

Kasus kampanye kegiatan LGBT di Kota Balikpapan bukan pertama kalinya. Pada awal Oktober 2019 lalu, masyarakat Kota Balikpapan juga sempat dibuat heboh dengan rencana pertunjukan selebgram Jovi Adhiguna di Mal Pentacity. Namun kegiatan tersebut akhir dibatalkan setelah mendapat protes dari masyarakat dan ormas Islam di Kota Balikpapan.

Menanggapi hal tersebut, Jailani menegaskan pihaknya bersama masyarakat Kota Balikpapan akan terus memantau kegiatan yang ada , sehingga tidak kembali terulang kasus serupa di waktu yang akan datang.

"Pihak Pentacity sudah minta maaf, kita akan terus pantau supaya tidak kecolongan lagi," ujarnya.

3. Pentacity berkomitmen tidak akan memberi ruang LGBT

Kampanye LGBT Terselubung, MUI Kecam Pentas Tari di Mal Pentacity IDN Times/Maulana

Setelah mendapat reaksi keras dari masyarakat dan ormas islam, Manajemen Pentacity menyatakan komitmennya untuk menolak izin segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan LGBT.

"Ini sudah yang kedua kalinya, kami akui kecolongan," ungkap General Manager Pentacity Yudi Saharuddin.

Menurut Yudi, pihaknya akan lebih selektif dalam memberikan izin kepada pelaksana event sehingga kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

"Ini adalah kecolongan, awalnya izinnya untuk kegiatan ulang tahun komunitas, ternyata dalam pelaksanaannya diisi kegiatan seperti itu. Gak sesuai dengan surat yang diajukan," terangnya.

 

 

Baca Juga: Pemkot Balikpapan Subsidi UMKM untuk Urus Sertifikasi Halal 

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya