Fakta Forensik dari Balita yang Ditemukan Tanpa Kepala di Samarinda

Tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban

Samarinda, IDN Times - Penemuan jenazah balita tanpa kepala memang mengundang tanya. Terutama berkaitan dengan benar atau tidak, bocah malang yang belakangan diyakini sebagai Ahmad Yusuf Ghazali (4) sebagai korban kriminalitas. Hal tersebut dijawab oleh dr Kristina Uli Gultom Sp.FM, Kepala Instalasi Forensik RSUD AW Sjahranie. Berikut penjelasannya.

1. Mengumpulkan data awal balita tanpa kepala

Fakta Forensik dari Balita yang Ditemukan Tanpa Kepala di SamarindaJenazah bocah malang yang diduga Yusuf saat berada di ruang jenazah (IDN Times/Yuda Almerio)

Dengan detail dia menjelaskan saat kali pertama bertemu jenazah balita tanpa kepala pada Ahad (8/12) pekan lalu.

Langkah pertama yang dilakukan saat itu ialah ante mortem (AM), yakni mengumpulkan data fisik korban sebelum meninggal seperti, nama, umur, tinggi badan, berat pakaian dan aksesori yang dikenakan terakhir kali.

Hasilnya, kata Kristina, pihak keluarga menyebut bocah malang itu memakai kaus merah dengan lengan hitam, bergambar dan bertulisan Monas. Sedangkan celananya warna putih bermotif gajah dan macan bercorak kuning. 

"Setelah itu barulah kami periksa (jasad balita tanpa kepala). Karena kondisinya ditemukan dari selokan, jadi semuanya hitam karena lumpur," tuturnya saat dikonfirmasi malam tadi.

Baca Juga: Tim Gabungan Kesulitan Mencari Potongan Tubuh Balita Tanpa Kepala

2. Dari identifikasi ante mortem baju balita tanpa kepala sama dengan pakaian Yusuf

Fakta Forensik dari Balita yang Ditemukan Tanpa Kepala di SamarindaJenazah ditemukan mengapung di eks anak Sungai Karang Asam Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Setelah dibersihkan dengan sabun, barulah terlihat bila baju tersebut memang berwarna merah dengan lengan hitam pendek bertuliskan Monas, walau kondisinya sudah sobek.

Lantaran cocok dengan hasil pemeriksaan awal, Kristina lalu menemui pihak keluarga untuk memastikan kembali. Sebab memang sesuai dengan apa yang disebutkan pihak keluarga.

Tidak hanya baju, dari jasad itu juga ditemukan sisa pampers, meski hanya lingkaran karetnya saja. Merek Sweetie berukuran M.

Fakta lainnya ialah baju merah hitam sebagai luaran kondisinya sudah usang karena penuh dengan robekan. Sedangkan kaos dalamannya masih utuh. Di bagian celana hanya ditemukan sobek sisi kanan.

"Untuk panjang badan, jika diukur dari tulang leher hingga ke tulang betis kanan diperkirakan panjang badan 70 sentimeter," sebutnya.

3. Tidak ada tanda-tanda kekerasan kepada balita tanpa kepala

Fakta Forensik dari Balita yang Ditemukan Tanpa Kepala di SamarindaBaju yang dipakai oleh jasad yang diduga Yusuf (IDN Times/Yuda Almerio)

Meski demikian, saat ditemukan kondisi dari bocah malang tersebut begitu mengenaskan, tanpa kepala, kedua tangan, kaki serta bagian dada hingga perut terbuka hingga terlihat tak menyisakan organ dalam. Keadaan ini tentu mengundang tanya, apakah balita tersebut hanyut terbawa banjir atau korban tindak kriminal?

"Gak ada tanda kekerasan. Tidak ada bekas-bekas benda tajam juga," tegasnya.

Karena jika benar ada bekas tindak kejahatan, tentu tim forensik akan menemukan sebuah kejanggalan dari sisa tulang yang tertinggal.

Sementara itu, semua ruas tulang baik dibagian yang utuh maupun tidak, tim forensik tidak menemukan tanda-tanda tersebut. 

"Kalau misalnya ada suatu kekerasan, pasti ditulangnya itu ada sesuatu. Sedangkan ini tidak. Dari ulang leher itu utuh sampai yang lainnya," jelasnya.

4. Penyebab pasti kepala terlepas belum diketahui

Fakta Forensik dari Balita yang Ditemukan Tanpa Kepala di SamarindaJenazah balita tanpa kepala yang diyakini Yusuf (IDN Times/Yuda Almerio)

Identifikasi itu bukan tanpa dasar, dari pemeriksaan sisa tulang leher masih melekat hingga ke tulang punggung bagian bawah, semuanya tetap utuh.

Walau ada yang terlepas namun tidak ada yang patah. Sementara tulang lengan bagian atas yang terlepas terjadi karena faktor alami, bisa jadi akibat pembusukan yang menyebabkan jaringan lunak hancur, untuk kepala yang terlepas masih bisa ditelaah secara medis.

Tulang leher yang menyangga tengkorak manusia, terdiri dari ruas-ruas kecil persendian yang saling terhubung. Pembusukan, tentu bisa menghancurkan yang kemudian memicu kepala terlepas dari badan utama manusia. 

"Tulang leher dengan tengkorak itu hanya persendian, bukan tulang padat yang menyatu," jelasnya.

Tetapi untuk penyebab pasti terlepasnya kepala dari badan, dirinya belum bisa memberikan penjelasan.

Baca Juga: Menghilang 16 Hari dari PAUD, Balita Ditemukan Tanpa Kepala

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya