Soal Kebijakan Kaltim Silent, Wagub Hadi: Jangan Mengeluh di Medsos

Samarinda, IDN Times- Kasus virus corona atau COVID-19 di Kalimantan Timur terus melonjak, karena itu Kaltim Silent atau Kaltim Steril tetap dilaksanakan. Warga dianjurkan berada di rumah jelang akhir pekan, Sabtu-Minggu.
“Jadi masyarakat dapat bersabar, jangan mengeluh di media sosial (medsos), seakan-akan kami (pemerintah) tidak berlaku adil,” ujar Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim kepada sejumlah media pada Senin (15/2/2021).
1. Kala penerapan Kaltim Silent, angka COVID-19 Kaltim nyaris tembus 50 ribu kasus
Keberatan warga tersebut bukan tanpa alasan. Hingga kini situasi virus corona di Kaltim masih bikin khawatir. Jumlahnya terus alami peningkatan. Pada Senin ini aja ada 362 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Dengan adanya tambahan tersebut maka akumulasi positif di provinsi ini menjadi 49.534 kasus. Jika pertambahan tak berhenti bisa menembus 50 ribu kasus. Namun begitu, dari jumlah itu sebanyak 40.228 pasien sudah alami kesembuhan lantaran terjadi penambahan 484 pasien sembuh. Akhirnya menyisakan 8.128 orang dalam perawatan. Baik isolasi mandiri maupun rumah sakit. Meski demikian 1.178 orang tak bisa diselamatkan dari wabah ini.
“Ingat di luar negeri itu langsung lockdown, tapi kami hanya minta waktu dua hari (Sabtu-Minggu). Tujuannya tak lain demi memutus rantai penyebaran virus corona,” tegasnya.
2. Pemprov klaim sangat toleran dengan warga sejak virus corona mewabah di Kaltim
Ketua DPW Partai Gelora Kaltim ini pun maklum dengan adanya pro dan kontra terkait beleid Kaltim Silent tersebut. Sehingga wajar bila ada warga mengeluh. Hanya saja perlu diingat Pemprov Kaltim sangat toleran. Pasalnya kasus COVID-19 ini nyaris setahun. Karenanya harus ada tindakan yang khusus. Maka diambilah kebijakan dua hari agar masyarakat mengurangi mobilitas di luar rumah.
“Masyarakat jangan melihat Sabtu-Minggu yang baru digelar Februari ini, tetapi perhatikanlah beberapa bulan sebelumnya (saat COVID-19 mulai mewabah di Kaltim) Masyarakat telah diberikan kelonggaran,” sebutnya.
Baca Juga: Penambahan Konfirmasi COVID-19 di Kaltim Turun Drastis, 314 Kasus
3. Kebijakan Kaltim Silent akan dievaluasi pada akhir Februari
Dia menambahkan, perhatikan pula tenaga kesehatan. Sudah berbulan-bulan bergelut dengan wabah. Bila tak ada penindakan dari pemerintah, garda terdepan ini akan kewalahan menangani COVID-19. Jadi intinya lebih baik mencegah daripada mengobati. Tak hanya itu aturan ini juga fleksibel. Dari tujuh hari kegiatan, hanya ada dua hari yang digunakan berdiam diri di rumah.
“Sesuai kebijakan Kaltim Steril dilaksanakan hingga akhir Februari ini, setelah itu akan di evaluasi kembali. Kami imbau masyarakat selalu terapkan protokol kesehatan,” pesannya menutup perbincangan.
Baca Juga: Dua Pasien Positif COVID-19 di PPU Kaltim Meninggal Dunia