Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BBM Pertamax Langka Bikin Warga IKN Resah

Antri pembelian pertamax para sepeda motor di SPBU Bukit Raya IKN (IDN Times/Ervan)

Penajam, IDN Times - Warga di Ibu Kota Nusantara (IKN) mengaku resah akibat langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM). Sempat terjadi kekosongan pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

“Pada Selasa (22/5/2025) SPBU di Desa Bukit Raya tidak melayani penjualan Pertamax, baru pada Rabu malam (22/5/2025) dan Kamis sore (22/5/2025) mereka melayani. Tentu menimbulkan antrean panjang, itu pun tidak semua pengguna kendaraan bermotor mendapatkan kan karena keburu habis,” ujar Yani warga IKN kepada IDN Times, Jumat (23/5/2025) di Sepaku.

1. Sore baru mendapatkan pertamax

Antrian pembelian pertamax di IKN SPBU Bukit Raya Sepaku (IDN Times/Ervan)

Hari ini, lanjutnya, warga pemilik kendaraan bermotor baik roda dua dan empat khusus jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax sejak pagi hingga siang masih belum bisa mendapatkan BBM itu dan masih menunggu di SPBU, Kamis sore kemarin sekira pukul 15.45 Wita baru bisa mendapatkannya, itu pun harus mengantri cukup lama dulu.

Senada dengannya, Amin warga Bukit Raya IKN, menambahkan, di SPBU itu hanya menjual BBM jenis Pertamax sedangkan BBM jenis Pertalite SPBU itu tidak melayani penjualan.

"Karena SPBU ini lokasinya mudah dijangkau oleh warga desa dan kelurahan di Kecamatan Sepaku, maka SPBU itu menjadi satu-satunya tempat pengisian BBM bagi warga termasuk juga para pengendara lainnya. Sementara SPBU lain lokasinya cukup jauh. 

2. Kesulitan bagi pemilik usaha

Para pelaku usaha air bersih di IKN ikut terdampak langkanya pertamax (IDN Times/Ervan)

Diakuinya, akibat langkanya BBM jenis Pertamax tersebut warga menjadi kesusahan warga yang berdomisili di IKN, apalagi yang memiliki usaha harus menggunakan kendaraan bermotor. 

“Seperti saya ini yang merupakan pelaku UMKM jenis makanan, agak kesusahan menjalan usaha karena untuk membeli bahan jualan harus menggunakan sepeda motor, tapi karena BBM sulit didapat maka sementara menunda lebih dahulu berbelanjanya,” tuturnya.

Memang ada warga yang menjual BBM eceran, tapi karena mendapatkannya sulit maka mereka kompak menjual pertalite seharga Rp20 ribu per liter, sedangkan pertamax mencapai Rp30 ribu per liter yang biasanya dijual eceran Rp13 ribu per liter pertalite dan pertamax Rp16 ribu per liter, tentu tidak mau dibeli masyarakat kecuali terpaksa.

Bahkan yang lebih parah lagi, warga sudah antre lama, tapi saat di depan nozzle, pertamax sudah habis. Sehingga warga pulang dengan tangan kosong.

3. Antrian karena pertamax kosong

Warga IKN terdampak langkanya pertamax (IDN Times/Ervan)

Terpisah salah seorang petugas SPBU Bukit Raya Sepaku berinisial PT, mengaku sudah beberapa hari terakhir BBM jenis pertamax kosong, sehingga ketika datang terjadi antrian pembeli BBM di SPBU, kondisi antrean panjang itu terjadi pada Rabu malam kemarin.

"Antrean itu juga disebabkan karena sudah beberapa hari kemarin Pertamax kosong dan baru Rabu malam ada itu pun hanya dapat 8 KL saja," tuturnya.

Masalah antrean panjang tersebut murni karena memang pertamax sedang kosong dan pada Rabu malam baru datang hanya sebanyak 8 KL saja. Dan Kamis kemarin masuk sebanyak 16 KL.

"Hari ini sudah normal kembali, dan kami langsung memesan untuk kebutuhan dua hari sebanyak 24 KL di mana per harinya dapat 12 KL," tuturnya.

4. DPRD minta dilakukan pengawasan

Abdul Rahman Wahid (IDN Times/Ervan)

Menanggapi kondisi tersebut, Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun mengungkap, kondisi penyaluran BBM jenis pertamax dalam keadaan normal untuk SPBU tersebut.

“Distribusi BBM ke wilayah IKN berjalan normal dan lancar. proses pengiriman BBM telah dilakukan sesuai dengan jadwal dan tidak ada kendala,” katanya.

Anggota DPRD Kabupaten PPU dari Dapil Sepaku fraksi Gerindra, Abdul Rahman Wahid meminta kepada PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan agar lebih berhati-hati serta konsisten agar tidak terjadi kembali kelangkaan BBM jenis pertamax tersebut di SPBU seluruh kecamatan Sepaku.

“Kami minta PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, konsisten dan tidak terulang kembali masalah kelangkaan BBM itu. Kalau diakui Pertamina Patra Niaga distribusi berjalan normal maka perlu dilakukan pengawasan, sebab kondisi di lapangan berbeda," ucapnya.   

Ia mengatakan bahwa masyarakat pun tidak mau ada kendala. Mereka hanya minta BBM itu tersedia dengan baik. Ia melihat BBM itu sudah menjadi salah satu kebutuhan primer dan berdampak terhadap aktivitas masyarakat sehari-hari, termasuk pada proses pembangunan IKN, jika BBM tidak tersedia.  

“Sebagai catatan DPRD dan pemerintah kabupaten PPU akan segera berkomunikasi dengan PT Pertamina Patra Niaga sehubungan dengan BBM itu,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Ervan Masbanjar
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us