Daur Ulang Sampah Plastik di Indonesia Masih Minim, Menyentuh 7 Persen

Samarinda, IDN Times - Lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI) menyatakan persentase daur ulang sampah plastik di Indonesia masih minim kisaran 7 persen. Daur ulang plastik ini didominasi kemasan plastik bening atau disebut PET (polyethylene terephthalate) dengan persentase mencapai 75 persen.
"Tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka 7 persen, dengan jenis plastik jenis PET atau kemasan plastik bening mencapai 75 persen tingkat daur ulang," demikian laporan SWI dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/3/2023).
1. Kemasan plastik minuman ringan memiliki rantai daur ulang

Laporan SWI pun menyebutkan, kemasan plastik minuman ringan memiliki rantai daur ulang yang mature (stabil). Jenis plastik kemasan bening berkontribusi besar dalam daur ulang, mencapai 30 persen sampai 48 persen dari total penghasilan para pengumpul sampah.
Saat ini, produsen minuman kemasan sudah beralih menggunakan kemasan plastik kemasan bening untuk kemasan botol air minum. Sebagian kecil yang jumlahnya terus meningkat untuk kemasan galon.
2. Persoalan pelik dalam daur ulang sampah plastik

Meskipun demikian, SWI pun mengakui bukan perkara mudah dalam menangani persoalan daur ulang sampah plastik ini. Menurutnya, semua pihak agaknya perlu bersinergi untuk semakin meningkatkan kekuatan ekonomi sirkular.
Sebab, hingga saat ini industri daur ulang belum memperoleh bahan baku jenis plastik kemasan bening yang dibutuhkan dari dalam negeri. Mereka terpaksa mengimpor bahan baku sampah plastik hingga 750 ribu ton per tahun.
Ini yang diprediksi membuat permintaan industri plastik nasional diprediksi akan terus meningkat hingga menjadi 8 juta ton pada tahun 2025.
3. Pemerintah meresmikan fasilitas daur ulang plastik di Jawa Barat

Terbaru ini, pemerintah meresmikan dua pabrik daur ulang sampah kemasan plastik kemasan bening di Cikarang Utara Jawa Barat pada bulan Februari lalu. Pabrik daur ulang yang diharapkan semakin memperkuat kegiatan ekonomi berbasis sirkular di Indonesia.
“Daur ulang botol plastik akan mengurangi penggunaan plastik murni atau virgin PET yang merupakan bahan baku utama botol kemasan,” kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Pabrik ini mampu memproduksi 25 ribu ton plastik bening daur ulang per tahun, di mana hal ini akan memberikan kontribusi yang nyata dalam mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia.
Luhut mengatakan, pabrik daur ulang plastik PET yang dibangun dengan investasi senilai Rp556,2 miliar itu sangat positif, karena dapat memacu ekonomi sirkular dan ikut membantu mengatasi persoalan lingkungan.
4. Pembangunan pabrik daur ulang kemasan plastik bening di Jombang

Demikian pula sudah dilakukan, Mayora Group dan Le Minerale, melalui PT Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) meresmikan pembangunan pabrik daur ulang kemasan plastik bening senilai Rp183 miliar di Jombang Jawa Timur pada Februari lalu.
Pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 22 ribu ton per tahun ini diharapkan bisa mengubah sampah plastik menjadi produk yang bernilai ekonomi.
“Perusahaan ini didirikan sebagai upaya besar untuk mengumpulkan sampah plastik agar bisa memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” kata Presiden Direktur PT BIPJ Christine Halim.
Pabrik daur ulang sampah kemasan plastik PET di Jombang Jawa Timur ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal lebih dari 150 orang, didukung teknologi modern yang memenuhi standar keamanan pangan (food grade).
Christine mengatakan, pabrik ini bisa mewadahi usaha para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pemulung, serta mendukung program penyerapan tenaga kerja.