DPRD Kaltim Ngotot Minta Jembatan Mahakam Ditutup Sementara

Samarinda, IDN Times - Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim memastikan kondisi Jembatan Mahakam aman dilintasi kendaraan, kendati pilar jembatan sempat ditabrak kapal tongkang pengangkut kayu, pada Minggu (16/2/2025) kemarin.
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio M.K, pada Kamis (20/2/2025) kemarin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan setelah insiden tersebut. Hasilnya, tak ada kerusakan berarti pada tubuh jembatan. Sehingga, pihak BBPJN Kaltim menyebut tak perlu ada penutupan jembatan, seperti yang sebelumnya diusulkan oleh DPRD Kaltim dan Pemprov Kaltim.
Berbeda pandangan, anggota Komisi II DPRD Kaltim, M. Husni Fahruddin tetap meminta jembatan ditutup dengan alasan keselamatan warga pengguna jembatan.
1. DPRD Kaltim tetap minta jembatan ditutup

Menanggapi klaim aman dari BBPJN Kaltim, anggota Komisi II DPRD Kaltim, M. Husni Fahruddin, angkat suara. Menurut politikus Partai Golkar ini, Jembatan Mahakam tetap harus di tutup sementara. Sebab, jembatan yang sudah berusia 30 tahun lenbih ini sudah berulang kali ditabrak.
Keretakan di bagian pilar tiga (P3) jembatan, bergeser, termasuk bagian jalan yang merenggang sekitar 9 milimeter bagi dia tetap berbahaya. Dirinya juga tak ingin kejadian ambruknya jembatan di Tenggarong, Kukar, pada 2011 terulang kembali.
Sebelum ambruk, dia menyebut jembatan sudah diperiksa dan diteliti keamanannya, dinyatakan aman namun akhirnya bisa roboh. Padahal, kata dia, banyak masukan masyarakat yang melihat ada pelebaran kerenggangan disetiap segmentasi jembatan.
“Kita pernah mengalami jembatan runtuh di Tenggarong, jangan sampai terjadi lagi. Makanya kami merekomendasikan ditutup dan akses mobilitas masyarakat untuk berkendara dialihkan ke jembatan yang baru di sebelahnya," tutur dia.
2. Pertanyakan klaim aman dari BBPJN Kaltim

Dirinya juga merasa heran dengan sikap BBPJN Kaltim, yang dia nilainhanya melihat dampak pada objek dengan tingkat kerusakannya. Namun, tidak memperkirakan indikator lainnya.
Salah satu yang disorot dia adalah ketiadaan fender alias pelindung jembatan. Ini, kata dia meningkatkan resiko bagi jembatan dan pengguna jalan saat tiba-tiba ada insiden kapal menabrak jembatan.
Dia juga mempertanyakan siapa yang bisa menjamin bahwa dengan tidak adanya fender, maka pilar jembatan tidak akan ditabrak secara langsung.
Dia juga menanyakan kesanggupan BBPJN Kaltim untuk bertanggung jawab jika ada insiden di Jembatan Mahakam, karena memberikan rekomendasi kendaraan untuk tetap melintas.
"Jika siap maka kami akan minta komitmennya secara tertulis," kata dia.
Dirinya juga ragu dengan kinerja KSOP dalam pengawasan."Kok bisa percaya dengan institusi yang sudah melakukan kelalaian berkali–kali dan menyebabkan jembatan ditabrak oleh ponton," ungkap dia.
"Atau kita masih yakin dengan kerja PT Pelayaran Mitra Samudera 7. Apakah masih bisa percaya dengan Pelindo yang memiliki kapal pandu tunda yang kerap gagal memandu tongkang?,” kata dia.
3. Lalu lintas kapal di bawah jembatan juga wajib dihentikan

Ayub menambahkan, berdasarkan rekaman CCTV di Jembatan Mahakam, getaran akibat tabrakan itu sangat masif. Apalagi tabrakan sampai membuat fender beton yang melindungi pilar Jembatan Mahakam roboh dan runtuh hingga hilang ke dalam sungai.
“Kami dari komisi II bersama pimpinan DPRD Kaltim dan disepakati oleh Pemprov Kaltim, tetap meminta jembatan harus ditutup sementara," kata dia.
Tak hanya lalu lintas di atas jembatan, Ayub juga meminta lalu lintas sungai di bawah jembatan juga dihentikan.
Semestinya, kata dia, urusan keselamatan nyawa manusia dan kelangsungan hidup warga yang menggunakan akses jembatan ini menjadi prioritas.
“Saya sebagai anggota Komisi II tetap Jembatan Mahakam ditutup sampai fender dipasang atau pengaman lainnya agar setiap kapal tidak bisa menyentuh secara langsung pilar jembatan,” tuntas Ketua Fraksi Golkar di DPRD Kaltim.
4. BBPJN Kaltim pastikan jembatan aman dilintasi

Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio M.K, memastikan bahwa kondisi Jembatan Mahakam di Kota Samarinda, masih aman dilintasi kendaraan. Dia menerangkan, kerusakan yang dialami tubuh jembatan tergolong minor.
"Berdasarkan pemeriksaan, kami simpulkan masih aman. Makanya sampai sekarang kan tidak ada penutupan. Kami juga tidak merekomendasikan penutupan jembatan," kata Hendro, Kamis (20/2/2025) di Balikpapan.
Kendati demikian, Hendro juga sudah berkoordinasi dengan KSOP Kelas IA Samarinda untuk memasang pelampung sebagai jalur kapal. Nantinya juga akan ada dua kapal tunda yang membantu kapal bermanuver ketika melintas di bawah jembatan.