Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ekowisata Kampung Rotan di Long Beliu, Upaya Pelestarian Hutan Lestari

Peluncuran Ekowisata Kampung Rotan di Kampung Long Beliu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur pada Kamis, 16 Januari 2025 kemarin. (Dok. YKAN)

Berau, IDN Times - Kalimantan Timur dikenal sebagai penghasil rotan terbesar kedua di Indonesia setelah Kalimantan Tengah. Namun, meskipun menjadi salah satu produsen utama, rotan belum dikelola sebagai komoditas unggulan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Sebagian besar rotan yang dikirim ke luar pulau masih dalam bentuk mentah, tanpa nilai tambah yang berarti.

Ironisnya, pusat industri rotan terbesar justru berada di wilayah non-penghasil seperti Kabupaten Gresik, Lombok, dan Cirebon. "Saya takjub, hasil kerajinan mereka luar biasa, sudah standar internasional," ujar Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten Berau, Muhammad Hendratno, dalam peluncuran Ekowisata Kampung Rotan di Kampung Long Beliu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kamis (16/1/2025).

1. Langkah awal kebangkitan rotan

Kampung Rotan ini bisa menjadi langkah awal dalam membangkitkan industri rotan berbasis masyarakat. (Dok. YKAN)

Peluncuran ekowisata ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam membangkitkan industri rotan berbasis masyarakat sekaligus menguatkan pesan pelestarian lingkungan. "Ini adalah terobosan, bahan baku melimpah di sekitar kampung. Kami optimistis ini bisa menjadi andalan," jelas Hendratno.

Potensi rotan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sangat besar. Berdasarkan penelitian Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), ditemukan 40 jenis rotan yang tumbuh di wilayah ini. Dari jenis tersebut, Rotan Manau, Rotan Sabut, dan Rotan Sega menjadi favorit untuk kebutuhan komersial.

Kampung Long Beliu sendiri memiliki rotan yang mudah ditemukan di sekitar hutan seluas 4.633 m². Selain itu, kawasan di sepanjang Sungai Gie, Sungai Kelay, dan Sungai Peteng juga menjadi habitat rotan yang melimpah.

2. Bertransformasi melalui insentif karbon

Pemerintah kampung menargetkan pada tahun 2025 ini telah tersedia rumah produksi rotan di kampung mereka. (Dok. YKAN)

Pada akhir 2024, Kampung Long Beliu menerima insentif karbon berbasis kinerja dari Bank Dunia melalui skema Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF). Insentif ini mendorong kampung untuk memanfaatkan potensi rotan secara maksimal dengan dampak ganda: menjaga hutan tetap lestari dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kampung Long Beliu, bekerja sama dengan YKAN, Yayasan Pilar Indonesia, serta pemerintah daerah melalui KPHP Berau Barat, mengembangkan ekowisata berbasis rotan.

3. Pengalaman wisata yang ditawarkan

Keberlanjutan rotan dapat menyelamatkan hutan. Sebab rotan bisa tumbuh dan memiliki kualitas baik jika ada tegakan pohon sebagai tempat merambat. (Dok. YKAN)

Wisatawan yang berkunjung ke Kampung Rotan akan disuguhi berbagai pengalaman menarik, seperti:

  • Susur sungai menggunakan ketinting.
  • Mengunjungi rumah produksi anyaman rotan dan mencoba praktik langsung bersama pengrajin.
  • Jelajah hutan untuk melihat habitat alami rotan.
  • Wisata kuliner khas suku Dayak Gai dan Kenyah.

"Kampung kami siap menyambut wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya yang kami miliki," ujar Kepala Kampung Long Beliu, John Patrik Ajang.

John menambahkan, pada 2025, pemerintah kampung menargetkan pembangunan rumah produksi rotan untuk menjamin ketersediaan bahan baku kerajinan dan galeri kampung sebagai pusat promosi. "Menganyam rotan adalah warisan leluhur yang melekat dalam budaya kami," ujarnya.

4. Rotan dan masa depan hutan lestari

ilustrasi furnitur rotan (pexels.com/phiraphon srithakae)

Manajer Senior Program Terestrial YKAN, Niel Makinuddin, menegaskan bahwa rotan memiliki potensi besar sebagai sumber penghidupan berkelanjutan. "Rotan membutuhkan pohon untuk merambat. Artinya, keberadaan rotan bisa mendorong masyarakat untuk menjaga tegakan pohon di hutan," jelasnya.

Secara historis, masyarakat Kalimantan, terutama suku Dayak dan Kutai, telah menjadikan rotan bagian penting dari kehidupan mereka. Dari peralatan rumah tangga hingga bahan kerajinan, rotan menyatu dengan budaya lokal.

YKAN mendukung pengembangan industri rotan melalui pelatihan dan fasilitasi bagi pemangku kepentingan. "Kami percaya bahwa meningkatkan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga hutan," pungkas Niel.

Dengan potensi rotan yang melimpah dan semangat masyarakat Kampung Long Beliu, ekowisata ini diharapkan mampu menjadi model pembangunan berbasis pelestarian alam sekaligus menghidupkan tradisi rotan Kalimantan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us