Pengusaha Minta Alur Pelayaran Lewat Jembatan Mahakam I Tetap Dibuka

Samarinda, IDN Times - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur tak hanya merekomendasikan penutupan sementara Jembatan Mahakam I, tetapi juga mengusulkan penutupan alur pelayaran yang berada di bawahnya. Masalah keselamatan masyarakat menjadi perhatian utama para legislator.
Komisi II DPRD Kaltim menilai, penutupan alur pelayaran sangat diperlukan setelah dua fender pengaman jembatan roboh setelah ditabrak tongkang pengangkut kayu pada Minggu (16/2/2025) kemarin.
Rekomendasi penutupan alur pelayaran ini menjadi fokus pembahasan dalam rapat yang melibatkan pihak-pihak terkait, seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) pada Kamis, (27/2/2025) di Samarinda.
1. Berharap tak ada penutupan alur pelayaran

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Jon Kenedi berharap agar alur pelayaran tidak sampai ditutup. Ia menilai, kebijakan menutup alur pelayaran dapat menimbulkan dampak besar bagi perekonomian masyarakat, terutama di Kalimantan Timur.
“Jika ditutup, akan timbul masalah baru yang jauh lebih besar. Kami akan kembali berdiskusi dengan DPRD Kaltim untuk mencari solusi lain,” kata Jon Kenedi.
Sebagai alternatif, pihaknya akan mengajukan opsi lain, seperti menggunakan kapal pandu dengan kapasitas mesin lebih besar dan meminta pemilik kapal untuk mengurangi volume muatan mereka.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan investigasi dan verifikasi untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Jon Kenedi juga mengingatkan bahwa Jembatan Mahakam I, yang pertama kali dibangun pada 1983, sudah tercatat tertabrak sebanyak 22 kali, dengan insiden terakhir pada Minggu, 16 Februari 2025, oleh Tongkang Indo Sukses 28 yang bermuatan kayu dan ditarik oleh TB MTS 28.
Di sisi lain, pihaknya juga sudah melakukan investigasi awal terhadap pandu yang bertugas saat kejadian. Selain itu, investigasi terhadap daya kapal dan volume muatan juga sedang berjalan. Jon Kenedi menegaskan, semua kerugian akan ditanggung oleh asuransi dan pihaknya berharap masalah ini dapat segera diselesaikan agar tidak mengganggu aktivitas ekonomi lebih lanjut.
2. Pengusaha tolak penutupan alur pelayaran

Sementara itu, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Kaltim menolak rekomendasi penutupan alur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam I.
Sekretaris GPEI Kaltim, Hasrun Jaya, menjelaskan, alur pelayaran tersebut sangat vital bagi perekonomian Kalimantan Timur. Penutupan alur, bahkan hanya untuk sehari, diterangkan dia akan berdampak signifikan terhadap seluruh rantai distribusi barang melalui jalur sungai, mulai dari bongkar-muat hingga ekspor.
"Penutupan alur ini akan berdampak besar dari hulu hingga hilir. Kami sangat berharap agar masukan kami bisa diterima oleh legislatif, karena kami adalah bagian dari masyarakat yang berkepentingan di jalur Sungai Mahakam," ujar Hasrun Jaya.
3. Jembatan Mahakam I mulai ditutup

Pemerintah akhirnya mulai melakukan penutupan sementara Jembatan Mahakam I, mulai hari ini, Jumat (28/2/2025) pagi. Selama penutupan, yang direncanakan berlangsung delama dua minggu, arus lalu lintas akan dialihkan ke Jembatan Mahakam IV.
Fly over Jembatan Mahakam IV yang sebelumnya hanya satu arah menuju Samarinda Seberang. Mulai Jumat (28/2/2025), akan diberlakukan dua arah. Dari arah Samarinda Seberang menuju Samarinda Kota dan sebaliknya.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur (Dishub Kaltim) Irhamsyah mengatakan sudah berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Samarinda untuk menyiapkan pemasangan rambu-rambu petunjuk, barrier, dan traffic cone di Jembatan Mahakam IV Samarinda.
“Untuk sebagian rambu-rambu sudah terpasang dan kita pastikan kebutuhan lainnya seperti barrier pembatas jalan juga sudah ada sesuai titiknya. Agar masyarakat tahu bahwa arah dari Samarinda Seberang sudah melintas di Jembatan Mahakam IV,” kata Irhamsyah.