Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Primadona Ekspor Baru, Kratom Kalbar Resmi Diakui Pemerintah

Kratom atau daun puri.
Kratom atau daun puri. (IDN Times/Adpim).

Pontianak, IDN Times - Kratom atau puri (Mitragyna Speciosa) merupakan tanaman endemik yang tumbuh secara alami di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Tanaman ini menjadi primadona pasar luar negeri karena memiliki manfaat yang luar biasa untuk dikonsumsi.

Tanaman ini malah menjadi mata pencaharian utama oleh sejumlah warga di beberapa Kabupaten di Kalbar, seperti Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Sintang, Ketapang, Kayong Utara, dan Kubu Raya. Tanaman ini juga disebut memiliki kandungan yang sama dengan narkotika.

Kratom telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tanaman herbal untuk berbagai pengobatan tradisional.

Pada pertengahan tahun 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI telah melaksanakan kajian aspek medis terhadap penggunaan kratom, dengan fokus penelitian di 4 kecamatan di Kapuas Hulu: Putussibau Selatan, Putussibau Utara, Kalis, dan Embaloh Hilir.

Hasilnya menunjukkan tidak terdapat perubahan pola penyakit pada masyarakat usai mengonsumsi kratom, tidak ditemukan keluhan kesehatan terkait penggunaan kratom, maupun dampak kesehatan pada pekerja yang sering bersinggungan dengan kratom serta tidak ditemukan efek samping setelah penggunaan rutin, dan tidak menimbulkan gejala ketergantungan.

Hasil kajian ini penting untuk meluruskan berbagai informasi yang simpang siur dan memperkuat posisi kratom sebagai produk yang memiliki nilai guna dan aman jika dikonsumsi secara bertanggung jawab.

1. Kratom jadi komoditas yang menjanjikan

Wagub Kalbar, Krisantus Kurniawan.
Wagub Kalbar, Krisantus Kurniawan. (IDN Times/Adpim).

Kratom punya daya jual yang tinggi untuk pasar luar negeri. Tercatat pada tahun 2018 berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Lembaga Forclime FC terdapat 45.833 Ha ladang kratom yang tersebar pada 150 desa di 13 Kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu yang dikelola oleh 46.751 KK dengan jumlah batang tanaman mencapai 112.107.126 Ha.

Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan menyebutkan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat merespons perkembangan ini dengan serius melalui Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 33 Tahun 2022 tentang Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu, kratom secara resmi masuk dalam daftar tumbuhan obat dan tanaman hias yang dikembangkan di daerah ini.

Bahkan saat ini, tengah dirancang Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat tentang Tata Niaga dan Tata Kelola Kratom, sebagai wujud komitmen untuk mendukung pengembangan kratom secara legal, berkelanjutan, dan berkeadilan.

Kabar baik juga datang dari pusat. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2024 dan Nomor 21 Tahun 2024, telah membuka ruang bagi aktivitas ekspor kratom, tentunya dengan persyaratan dan kriteria tertentu. Langkah ini sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah dan kredibilitas produk kratom di pasar internasional.

2. Wagub Kalbar minta petani kratom fokus pada kualitas

Wagub Kalbar saat memantau mesin produksi kratom
Wagub Kalbar saat memantau mesin produksi kratom. (IDN Times/Adpim).

Krisantus mengungkapkan bahwa pasar internasional yang semakin kompetitif, khususnya di Amerika dan Eropa, Krisantus mengingatkan para petani kratom untuk tidak hanya fokus pada kuantitas, tetapi lebih pada kualitas.

“Sekarang bukan zamannya lagi kita hanya mengejar jumlah. Dunia menuntut kualitas. Pasar Eropa, Amerika, dan Asia menginginkan kratom yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu, saya minta para petani benar-benar menjaga kualitas kratom yang diproduksi,” tegasnya.

Dia menekankan untuk para perani kratom fokus pada kualitas yang diproduksi, terkait cara menanam, jarak tanam hingga proses panen harus dilakukan dengan benar.

“Jangan sampai dicampur dengan daun lain seperti daun singkong, karena itu bisa merusak reputasi produk kita di pasar global. Pemprov Kalbar mendukung agar kreativitas industri Kratom di Kalbar berkembang dan bermanfaat untuk menunjang ekonomi masyarakat,” terang Krisantus.

3. Banyak mesin rumahan pengolah kratom aktif mengeskpor ke luar negeri

Kratom yang sudah diolah.
Kratom yang sudah diolah. (IDN Times/Adpim).

Industri kratom di Kalbar terus menunjukkan perkembangan yang positif. Bahkan, di Pontianak sudah banyak mesin produksi kratom skala rumahan yang aktif mengekspor ke luar negeri. Namun, Krisantus bilang bahwa pengolahan kratom terbesar di Kalbar justru berada di Kapuas Hulu.

“Kalbar ini adalah provinsi yang begitu kaya. Bukan hanya kaya akan tambang dan sumber daya alam lainnya, tetapi juga kaya dengan potensi pertanian dan perkebunan. Salah satunya adalah kratom,” sebutnya.

Wagub Kalbar ini menerangkan bahwa sebelumnya dia pernah melihat langsung bagaimana mesin-mesin pengolahan kratom di Kapuas Hulu berjalan dengan skala besar. Menurutnya, ini adalah potensi yang luar biasa untuk digaungkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

Primadona Ekspor Baru, Kratom Kalbar Resmi Diakui Pemerintah

06 Sep 2025, 15:32 WIBNews