DLH Kaltim Minta Bantuan Pusat Telusuri Tumpahan CPO di Sungai Mahakam
Tumpahan CPO dipastikan pengaruhi kualitas air sungai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Hingga kini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur (Kaltim) masih menelusuri petaka tumpahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di perairan Sungai Mahakam. Persisnya di kawasan Jembatan Mahkota 2 Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Samarinda pada Sabtu, 10 April 2021.
“Kami berhati-hati mempelajari (kasusnya) karena memang harus ketahuan dulu siapa di balik ini, artinya pemilik harus kita tahu dulu,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim Ence Ahmad Rafiddin Rizal saat dikonfirmasi, Selasa (13/4/2021).
Baca Juga: Mengenal Doddy Angga, Oppa Korea asli Samarinda yang Viral di TikTok
1. Seluas 7 kilometer Sungai Mahakam terdampak tumpahan CPO
Informasi dihimpun IDN Times, tumpahan CPO ini diduga berasal dari tongkang jenis Self-propelled Oil Barge (SPOB). Kapal ini karam di Sungai Mahakam bersama 120 ton minyak kelapa sawit. Gara-gara itu pula warna air Sungai Mahakam sempat berubah jadi jingga.
Tak hanya itu, peristiwa ini juga merenggut satu nyawa anak buah kapal (ABK), sementara tujuh lainnya selamat. Bahkan luasan dampak dari curahan CPO mencapai 7 kilometer. Sehingga wajar bila DLH Kaltim kukuh mencari tahu siapa pemilik kapal tersebut.
Dalam prosesnya, organisasi perangkat daerah ini dibantu oleh Balai Penegakkan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kalimantan.
“Setelah itu baru kita tentukan, apakah ini ada kaitannya ini dengan, mohon maaf, pidana atau segala macamnya,” sebutnya.
Baca Juga: Cocok Untuk Buka Puasa, Ini 7 Makanan Khas dari Samarinda