Demi Minum Kopi, Dua Pemadat Nekat Jualan Sabu-sabu Abal-abal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Aksi dua sekawan ini benar-benar banyak akal. Lantaran kehabisan duit, Hendro (30) dan Herman alias Kene (32) nekat jualan narkoba abal-abal. Jenisnya sabu-sabu namun saat diperiksa ternyata tawas.
Aksi keduanya ketahuan oleh Satuan Sabhara Polresta Samarinda saat patroli pada Rabu (29/1) di Gang Pulau Indah, Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang.
“Waktu itu keduanya sedang menunggu calon pembeli, karena mencurigakan kemudian didekati petugas,” kata Kasat Resnarkoba Polresta Samarinda Kompol R Sigit Satrio Hutomo saat dikonfirmasi pada Senin (3/2).
1. Terlihat gugup saat didekati petugas
Saat ditanyai oleh petugas itulah keduanya tak bisa menyembunyikan rasa gugup. Polisi yang menangkap ekspresi itu langsung memeriksa setiap kantong celana Hendro dan Kene.
Dari situ petugas mendapatkan dua paket yang belakangan diketahui sebagai tawas.
Keduanya sempat menyebut jika itu tawas bukan asli sabu-sabu, namun petugas tak percaya. Mereka kemudian digiring ke Satreskoba Polresta Samarinda untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Kami langsung memeriksa dua paket serbuk putih masing-masing 0,4 gram dan 0,8 gram,” imbuhnya.
Baca Juga: Antisipasi Virus Corona, Pemkot Balikpapan Siapkan 20 Ruang Isolasi
2. Bukan pengedar tapi positif menggunakan narkoba jenis sabu-sabu
Dari hasil pemeriksaan dan mencocokkan keterangan keduanya, lanjut Sigit, ternyata benar itu adalah tawas bukan sabu-sabu.
Namun polisi tak membiarkan duo pengedar gadungan ini pergi begitu saja, lantaran berasal dari kampung narkoba, boleh jadi dia kenal dengan pengedar ataupun bandar yang biasa menjajakan sabu-sabu kepada para pemadat (pengguna narkoba).
“Dari hasil pemeriksaan keduanya positif pengguna (sabu-sabu),” tuturnya.
3. Nekat menjual narkoba abal-abal demi makanan dan untuk ngopi
Kepada polisi, Kene mengaku nekat menjual sabu-sabu abal-abal itu karena perlu uang. Tak memiliki pekerjaan tetap membuatnya hilang akal dan satu-satunya yang ditahu ialah narkoba itu mahal bila dijual. Nantinya, uang hasil penjualan dipakai membeli makanan dan ngopi.
"Saya jual Rp100 ribu. Kalau ada yang cari, ya, saya kasih saja (tawas),” ujar Kene kemudian tertawa pelan.
4. Tak dipenjara, pengedar abal-abal ini dikirim ke panti rehabilitasi
Sebenarnya perbuatan usil tersebut bisa datangkan petaka, jika pembeli tahu itu adalah tawas bukan narkoba jenis sabu-sabu.
Namun keduanya sepakat tak peduli dengan urusan itu yang penting bisa makan. Meski demikian, setelah beberapa hari melakukan penyelidikan keduanya diserahkan polisi ke BNN Samarinda.
“Tujuannya agar keduanya mendapat rehabilitasi biar tak berhubungan lagi dengan sabu-sabu,” pungkasnya.
Baca Juga: Mahasiswi Samarinda Kedapatan Simpan Ganja 2,5 Kg di Kamar Indekos