Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Hal yang Dirasakan Orang yang Trauma dengan Tetangga

orang takut dan trauma (pexels.com/pixabay)

Samarinda, IDN Times - Setiap orang punya potensi mengalami trauma, termasuk trauma terhadap tetangga. Meskipun jarang dibicarakan, ada orang-orang yang merasa tidak nyaman atau bahkan takut ketika berhadapan dengan tetangga mereka.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti perasaan diremehkan, difitnah, atau pengalaman buruk lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang biasa dirasakan oleh orang yang mengalami trauma terhadap tetangga.

1. Kalau ada tetangga tersebut muncul langsung kabur

orang menghindar dan menjauh (pexels.com/paveldanilyuk)

Bagi mereka yang trauma, berpapasan dengan tetangga yang menimbulkan ketidaknyamanan bisa bikin jantung berdebar. Bahkan jika hanya melihat mereka dari kejauhan, sering kali langsung muncul keinginan untuk kabur atau berpura-pura tenang.

Ada juga yang hafal plat nomor kendaraan tetangganya dan secara otomatis menghindar ketika melihat kendaraan tersebut melintas.

2. Kerap memperhatikan dan hafal jam para tetangga suka berkumpul

para tetangga lagi berkumpul (pexels.com/cottonbro)

Jika di lingkungan tempat tinggal sering ada waktu-waktu tertentu untuk berkumpul, orang yang mengalami trauma akan hafal kapan dan di mana kerumunan itu biasanya terjadi.

Sebagai antisipasi, mereka cenderung memilih untuk tetap di dalam rumah atau menyesuaikan jadwal keluar rumah agar tidak bertemu dengan tetangga yang mengingatkan pada pengalaman buruk.

3. Merasa kalau tetangga baru dipengaruhi oleh tetangga tersebut

tetangga baru dipengaruhi (pexels.com/keiraburton)

Orang yang trauma juga sering mengalami overthinking atau pikiran berlebihan. Mereka merasa khawatir kalau tetangga baru mungkin sudah mendengar cerita buruk dari tetangga yang menyebabkan trauma. Hal ini membuat mereka ragu untuk berinteraksi karena takut dipandang negatif oleh tetangga yang belum mereka kenal dengan baik.

4. Antisipasi jika ada acara yang melibatkan para tetangga

tetangga sedang gelar hajatan (pexels.com/cedricfauntleroy)

Ketika ada acara yang mengundang semua tetangga, orang yang trauma biasanya merasa enggan untuk datang, terutama jika acara tersebut diadakan oleh tetangga yang menyebabkan trauma. Mereka mungkin memilih untuk tidak berada di rumah atau bahkan memutuskan untuk tidak menghadiri acara tersebut meskipun itu acara penting di lingkungan mereka.

5. Kalau terdengar suara langsung curiga mengintip dari jendela rumah

intip dari jendela (pexels.com/luhenpr)

Suara mobil yang masuk ke area rumah, ketukan di pintu, atau suara orang berbicara bisa membuat orang yang trauma dengan tetangganya merasa gelisah. Mereka akan waspada dan mengecek ke luar jendela, meskipun sering kali suara tersebut tidak ada hubungannya dengan tetangga yang memicu trauma. Ini adalah cara mereka untuk merasa aman dan memastikan situasi sekitar tetap kondusif.

Trauma seperti ini bukan hal yang bisa dianggap sepele. Bagi yang mengalaminya, perasaan ini sangat nyata dan mengganggu, meski bagi sebagian orang mungkin terlihat berlebihan. Hal ini terjadi karena pengalaman buruk yang pernah dialami telah meninggalkan bekas dalam diri mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us