Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

"Kada Pinandu!": Misteri Pembunuhan Russel yang Dituduhkan pada Sepupu

WhatsApp Image 2025-07-22 at 14.45.28.jpeg
Tersangka MT saat dihadirkan pada konferensi pers di Mapolda Kaltim, Selasa (22/7/2025). (IDN Times/Erik Alfian)

Paser, IDN Times – Polda Kalimantan Timur menetapkan MT alias Misrantoni alias Imis (60), sebagai tersangka kasus pembunuhan Russel (60), warga Muara Kate yang dikenal sebagai penolak aktivitas hauling batu bara. Namun, penetapan Misrantoni—yang juga sepupu korban—menuai keraguan dari banyak pihak, termasuk keluarga korban dan warga setempat.

Andri Andrianto, pengacara dari Kalimantan Law Firm yang mendampingi anak korban, Aslamiah (Miah), mengatakan kliennya terkejut mengetahui pamannya sendiri ditetapkan sebagai tersangka.

“Waktu Miah ke Muara Kate, dia sempat ketemu Misrantoni. Raut wajahnya muram, gesturnya kaku. Tapi tak pernah menyangka akan jadi tersangka,” ujar Andri, Selasa (22/7/2025).

1. Tiga tokoh penolak hauling

WhatsApp Image 2025-07-22 at 14.44.14 (1).jpeg
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Kaltim, Kombes Pol Jamaluddin Farti (dua kanan) menunjukkan sejumlah barang bukti kasus pembunuhan Russel pada konferensi pers di Mapolda Kaltim, Selasa (22/7/2025). (IDN Times/Erik Alfian)

Misrantoni, Russel, dan Anson (Ansouka) dikenal sebagai tiga tokoh warga yang gigih menolak aktivitas hauling batu bara oleh PT Mantimin Coal Mining (MCM) yang melintasi jalan nasional. Warga menilai hauling tersebut membahayakan keselamatan karena memicu kemacetan dan rawan kecelakaan.

Namun, perjuangan ini berubah menjadi duka. Russel ditemukan tewas dengan luka tusuk, sementara Anson juga mengalami luka berat akibat penyerangan misterius pada 15 November 2025 silam.

Dalam konferensi pers di Polda Kaltim, Selasa (22/7/2025), polisi menyatakan penetapan tersangka didasari pengakuan lisan Russel sebelum meninggal. Disebutkan bahwa di dalam ambulans, Russel menyebut nama Misrantoni sebagai pelaku.

Namun, Andri meragukan versi itu. Ia mengaku memiliki rekaman wawancara saksi yang menyebut bahwa Russel justru tidak mengenali pelaku.

“Korban bilang pelakunya lebih dari satu, semuanya gelap, berpakaian hitam, pakai topi dan masker. Kata-katanya waktu itu: "kada pinandu"—tidak kenal,” ujar Andri.

Ia juga mempertanyakan logika penyidikan. “Kalau Misrantoni menyerang Anson, lalu siapa yang menusuk Russel pada waktu bersamaan? Tidak masuk akal jika dilakukan satu orang,” tegasnya.

2. Warga ikut ragukan tersangka

WhatsApp Image 2025-07-22 at 12.03.37 (1).jpeg
Kapolda Kaltim, Irjen Endar Priantoro (tengah) memimpin konferensi pers pengungkapan kasus pembunuhan di Muara Kate, Selasa (22/7/2025). (IDN Times/Erik Alfian)

Keraguan juga datang dari warga Muara Kate. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menilai, jika benar Misrantoni pelakunya, ia tidak mungkin kembali ke lokasi kejadian dan membantu proses penyelidikan.

“Setelah kejadian, dia justru aktif bantu cari tahu siapa pelakunya. Dia juga penuhi panggilan polisi tanpa lari,” katanya.

Warga lain menambahkan bahwa saat kembali ke posko, pakaian Misrantoni memang berbeda. Namun, hal itu dianggap wajar.

“Dia sempat pulang karena diminta anaknya Andre. Kalau bajunya beda, itu biasa. Di rumah dia tidur tanpa baju, terus asal ambil baju buat balik ke lokasi,” ujarnya.

Hubungan antara Russel dan Misrantoni juga disebut sangat dekat. “Mereka sepupu, sahabat sejak kecil. Tak pernah dengar ada konflik,” kata warga lainnya.

Bahkan setelah tragedi, Misrantoni tetap terlibat dalam aksi penolakan hauling, termasuk ritual bahajat (hajat menemukan pelaku) dan aksi massa ke kantor gubernur.

“Dia bilang siap dipenjara bahkan dibunuh, karena merasa tidak bersalah,” ungkap seorang warga yang sempat menjenguknya di Polres Paser.

3. Motif belum terungkap, penyidikan berlanjut

WhatsApp Image 2025-07-22 at 14.44.14 (2).jpeg
Deretan barang bukti yang disita polisi dalam pengungkapan kasus pembunuhan Russel. (IDN Times/Erik Alfian)

Meski tersangka telah ditetapkan, polisi belum mengungkap motif pembunuhan maupun senjata tajam yang digunakan. Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Priantoro menyebut fokus utama saat ini adalah pembuktian unsur pidana.

Direktur Reserse Kriminal Umum, Kombes Pol Jamaluddin Farti, mengatakan pihaknya sudah mengantongi empat alat bukti: keterangan saksi, hasil autopsi, rekaman video, serta dokumen visum dan ekshumasi.

“Dua saja sudah cukup, kami punya empat. Prinsip kami, bukti harus lebih terang dari cahaya,” ujarnya. Barang bukti lain yang disita termasuk pakaian korban, tujuh HP milik saksi, dokumen penginapan, dan pakaian Misrantoni.

Polda Kaltim juga menyebut sudah berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) terkait perlindungan saksi dalam kasus ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us