Wisata Susur Sungai di Banjarmasin, Wisatawan Ogah Pakai Pelampung

Banjarmasin, IDN Times - Destinasi Pariwisata andalan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) adalah susur sungai berkeliling kota dengan perahu mesin yang dinamai warga banjar 'kelotok'. Namun sayang, sebagian besar kelotok wisata yang dikelola warga itu tak begitu mendukung keamanan penumpang. Bukan itu saja, wisatawan juga ogah memakai pelampung. Padahal itu demi keselamatan mereka.
Sebagian wisatawan terlihat masih dibiarkan duduk di atap kelotok tanpa pelampung. Pemerintah Kota Banjarmasin berkesan kurang serius untuk mendukung keselamatan pariwisata, terutama wisatawan yang melakukan susur sungai.
1. Pengusaha ingin kelotok wisata yang standar

Junai, pengusaha kelotok wisata ini mengaku, bahwa dirinya ingin sekali merenovasi kelotok wisata yang aman. Misalnya menyediakan fasiltas kelotok di atap yang dilengkapi pagar dan tempat duduk.
Ia sadar renovasi memerlukan biaya yang tak sedikit. Ia pernah menghitung, bahwa pembuatan kelotok wisata memerlukan biaya Rp50 juta sampai Rp100 juta.
"Pendapatan kelotok sekarang ini tak seberapa, penumpang banyak hanya di akhir pekan saja. Kalau hari biasa bisa dihitung jari. Soal keamanan kelotok saya ingin sekali merenovasi karena demi keselamatan penumpang, tapi duitnya tidak ada, berharap pemerintah memberikan bantuan," katanya.
2. Penumpang abaikan keselamatan tranportasi air

Pemilik kelotok hanya menyediakan jaket pelampung yang sebelumnya menjadi permintaan Pemerintah Kota Banjarmasin. Meski disediakan, jaket pelampung masih ogah dipakai oleh penumpang.
Penumpang juga sudah diingatkan jangan berlama-lama di atap, namun kenyataannya kebanyakan penumpang lebih suka di atap. Mungkin agar bisa menikmati pemandangan secara lebih leluasa.
"Kita menyediakan jaket pelampung, tapi jarang juga dipakai penumpang. Di atas atap juga sudah dilarang. Meski pun begitu, saya bersyukur tidak pernah terjadi insiden, 10 tahun usaha kelotok ini dan rekan pengusaha lainnya juga tidak pernah terjadi kecelakaan," katanya.
3. Keselamatan pariwisata jangan ditawar

Pemerhati Pariwisata Kota Banjarmasin, M Khuzaimi menyampaikan, keamanan dan keselamatan pewisata adalah hal yang wajib, tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Meski wisata susur sungai yang merupakan khas Kota Banjarmasin ini hampir tidak pernah terjadi insiden, namun musibah bisa saja terjadi tanpa disadari. Ia melihat, bahwa penumpang kelotok banyak yang tidak memerhatikan keselamatan. Itu menjadi tugas besar pemerintah bagaimana masyarakat bisa diajak kerja sama.
Musibah bisa terjadi karena dua faktor, faktor alam dan faktor kelalaian. Sudah saatnya Kota Banjarmasin memiliki standar keamanan yang wajib dijalankan dan ditaati.
"Soal keamanan tidak boleh dianggap remeh, ini tidak bisa ditawar. Ini harus ada pengawasan yang rutin oleh instansi terkait Ini demi kenyamanan dan keselamatan. Jangan menunggu ada kejadian," ujarnya.
4. Rutin sosialisasi keselamatan pariwisata

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Amrullah, menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyampaikan kepada pengelola kelotok wisata terkait standar keamanan berwisata di sungai.
Keamanannya seperti wajib memakai jaket pelampung dan dilarang naik ke atas atap kelotok. Bahkan sosialisasi itu sering dilakukan pihaknya kepada pengelola.
Soal di lapangan banyak yang tidak tertib, itu memang menjadi tugas besar pihaknya. Ia mengatakab itu demi meningkatkan keamanan pariwisata.
"Kita sudah berulang kali mengingatkan, bahwa tertib SOP berwisata kelotok. Mudahan ini bisa disadari, dan semoga nanti kita bisa mewujudkan kelotok wisata yang fasilitasnya lebih menjamin dan dimiliki oleh semua pengusaha kelotok. Saat ini kita baru memiliki dua kelotok wisata yang standar," ucapnya.