TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Pencabulan Ponpes di Balikpapan, Kemenag: Salahkan Oknumnya

Jadi sorotan nasional, izin ponpes tak asal cabut

Suharto Baijuri, PLH Kasie Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Balikpapan (istimewa)

Balikpapan, IDN Times - Kasus pencabulan belasan santriwati di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Balikpapan Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) masih menjadi sorotan. Kasus pencabulan di lingkungan pendidikan bernapas islami ini baru saja ditetapkan tersangka, salah seorang pengasuh di sana, usai kasus ini dilaporkan pada Oktober 2021 lalu. 

Kementerian Agama (Kemenag) Kota Balikpapan turut merespons adanya kasus ini. Melalui Kasi PLH Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Suharto Baijuri, Kemenag mengingatkan agar masyarakat tak menyalahkan lembaga pendidikannya.

"Ini kan oknum, jadi salahkan oknumnya bukan pondoknya. Karena hanya satu orang yang melakukan itu," kata Suharto, Kamis (20/1/2022).

Baca Juga: Pelaku Pencabulan Santriwati di Ponpes Balikpapan Ditahan

1. Alasan tak cabut izin ponpes

Ilustrasi pondok pesantren. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Posisi tersangka yang menjadi seorang pengasuh di sana yang akhirnya membuat masyarakat mulai menurunkan kepercayaan terhadap ponpes tersebut. Beberapa ucapan permintaan pencabutan izin ponpes pun sempat terlontar.

Namun Suharto mengatakan, pencabutan izin kegiatan ponpes tentu tak bisa dilakukan begitu saja. Perlu adanya pertimbangan beberapa akibat ke depannya. Salah satunya pada proses belajar anak-anak.

Mengingat masih banyak santri dan santriwati yang masih mengenyam pendidikan di sana. Karena di ponpes tersebut, menampung tiga tingkatan sekolah dari jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA serupa sekolah umum.

"Di sana masih banyak anak bangsa yang mengenyam pendidikan. Kasihan kalau dicabut berarti tidak ada legalitasnya lagi," ujar dia.

2. Upaya pembinaan SDM

Dok.IDN Times/istimewa

Setelah kejadian ini, perhatian publik tertuju sepenuhnya pada pengelolaan pendidikan di bawah Kementerian Agama. Maka itu, agar tak berdampak lebih jauh, Suharto menyebut pihaknya telah mengambil langkah untuk membina para sumber daya manusia di seluruh ponpes yang ada di Balikpapan. 

Pembinaan yang diberikan yaitu penekanan pada pola pemberian akhlak, pola pengajaran, hingga sistematis lainnya.

"Lewat forum komunikasi pondok pesantren (FKPP) kami kumpulkan mereka, sehingga ke depannya tak terjadi lagi hal seperti ini," tuturnya.

Sebenarnya pembinaan seperti ini sudah mereka lakukan, bahkan dalam taraf forum komunikasi antar-umat beragama (FKUB). Dijalankan setiap sebulan sekali. Namun rupanya terjadi kecolongan yang tak dapat diperkirakan.

Baca Juga: Pencabulan di Ponpes Balikpapan, Korban Digerayangi hingga Oral Seks 

Berita Terkini Lainnya