Akibat COVID-19, Ponpes Al-Banjari Penajam Paser Utara Tutup Sementara

Seorang santri terkonfirmasi positif COVID-19 

Penajam, IDN Times - Pondok pesantren (Ponpes) Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)  menutup kegiatan pemondokan santriwan dan satriwati karena COVID-19.

Penutupan sementara ponpes itu karena salah seorang guru yang hasil rapid testnya reaktif dan masih menunggu hasil swab.  Bahkan, salah satu santri ponpes ini terkonfirmasi positif COVID-19 dengan kode PPU 99. Santri tersebut mengikuti proses belajar di ponpes yang berada di Jalan Provinsi Km 2 Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam tersebut.

“Dari hasil rapid test ada guru kami yang reaktif sehingga kami sepakat memulangkan seluruh santri ke rumah masing-masing. Setelah dipulangkan ada orangtua yang melakukan rapid test anaknya dengan hasil reaktif, sehingga melanjutkan swab mandiri di RSUD Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan dan hasilnya konfirmasi positif COVID-19,” ujar Pengawas Asrama Ponpes Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam, PPU, Hamdi, kepada IDN Times, Rabu (23/9/2020) di Penajam.

1. Santri dipulangkan karena kesepakatan dewan guru dan pengurus ponpes

Akibat COVID-19, Ponpes Al-Banjari Penajam Paser Utara Tutup SementaraIlustrasi. Sejumlah santri Pondok Al-Fatah, Temboro, Magetan sedang mengisi data sebelum mengikuti rapid test COVID-19 di Puskesmas Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (23/4). IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Namun ia menegaskan, mereka  dipulangkan bukan disebabkan ada karena santri positif, tapi karena kesepakatan dewan guru dan pengurus ponpes. Sehingga pada Sabtu, 19 September lalu, seluruh santri yang mondok dipulangkan dengan dijemput orangtua masing-masing. 

“Informasi guru yang reaktif tersebut tersebar di ponpes sehingga membuat gaduh para santri. Bahkan ada santri yang minta dijemput orangtuanya. Sehingga kami putuskan untuk memulangkan semua santri dan melanjutkan proses belajar jarak jauh di rumah masing-masing,” tuturnya.

Ia menegaskan, selama dua bulan lamanya pemondokan, kondisi kesehatan santriwan dan santriwati pada umumnya cukup baik tidak ada yang menderita penyakit mengarah ke COVID-19.

Begitu pula sebelum para santri ini dipulangkan juga telah dilakukan pemeriksaan kesehatan.  Pihaknya juga telah menyerahkan nama para santri yang mondok di ponpes tersebut kepada Puskesmas Penajam untuk bisa dilakukan rapid test dan swab kepada mereka.

Baca Juga: Berang, Bupati PPU Ancam Denda Rp1 Juta Warga Tak Bermasker

2. Pengurus dan dewan guru tidak mengetahui salah satu santri ponpes tersebut terkonfirmasi positif COVID-19

Akibat COVID-19, Ponpes Al-Banjari Penajam Paser Utara Tutup SementaraPengawas asrama Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam, Hamdi (IDN Times/Ervan Masbanjar)

“Lalu setelah dipulangkan ada sebagian orang tua melakukan rapid test dan swab mandiri hasilnya ada yang diketahui positif COVID-19," ujar Hamdi.

Ia melanjutkan, "Kami merasa terbebani dengan kondisi tersebut, apalagi ada informasi di media sosial yang menyatakan setelah ada satu yang positif seluruh santri barulah dipulangkan, sementara awalnya kami sama sekali tidak mengetahui kalau santri itu positif,” kata Hamdi.

Dibeberkannya, pelaksanaan kegiatan pemondokan bagi santri tersebut sebelumnya telah mendapat izin dari kantor Kementerian Agama (Kemenag) PPU, apalagi pada awal pembelajaran di Juli lalu, kasus positif di PPU tinggal satu pasien sehingga pihaknya menilai kondisi sudah aman.

“Kami juga telah diminta oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 PPU untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak dan selalu mencuci tangan dengan sabun serta melakukan pemantauan selama 14 hari, semua itu telah dilakukan dan hasilnya juga cukup baik,” jelasnya.

3. Selama pemondokan seluruh santri tidak pernah melakukan aktivitas di luar pesantren

Akibat COVID-19, Ponpes Al-Banjari Penajam Paser Utara Tutup SementaraAktifitas santri salah satu Ponpes foto diambil sebelum COVID-19 (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Untuk diketahui, lanjutnya, selama dua bulan melaksanakan pemondokan seluruh santri tidak pernah melakukan aktivitas di luar pesantren, kecuali melakukan kontak dengan guru-guru yang tinggal di luar ponpes dan orangtuanya ketika berkunjung.

“Kami tidak mengetahui kapan dan dimana santri itu terkena COVID-19, apakah ketika proses belajar dengan gurunya atau ketika mendapat kunjungan dari orangtua santri tersebut," ujar Hamdi.

Ia menjelaskan, "Belajar dengan cara pemondokan itu sifatnya tidak wajib ketika masa COVID-19 ini, karena ada sekitar 40 persen santri yang melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh atau daring,” sebutnya.

4. Semua pihak agar lebih proaktif sehingga diketahui siapa saja yang kontak erat dengan positif

Akibat COVID-19, Ponpes Al-Banjari Penajam Paser Utara Tutup SementaraJubir Satgas COVID-19 PPU, dr. Arnold Wayong (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) juga Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 PPU, dr, Arnold Wayong mengharapkan agar semua pihak lebih proaktif dalam hal ini pengelola atau pengurus Ponpes Al-Banjari, orangtua santri termasuk petugas Puskesmas Penajam, sehingga dapat diketahui siapa saja yang telah melakukan kontak erat dengan santri hasil swab terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut.

Hal ini, terangnya, agar cepat terlacak dan segera diperiksa baik secara rapid test atau swab PCR. Apabila hasilnya ada yang positif maka bisa segera ditangani,  sehingga dapat memutus rantai penyebaran COVID-19 ke anggota masyarakat lainnya.

“Saya menyarankan ponpes atau proses belajar dan mengajar terhadap siswa, sebaiknya meniadakan dengan cara tatap muka dan menghindari berdekatan antar siswa, santri atau guru dalam pandemik COVID-19  saat ini,” ujar Arnold.

5. Sayangkan ponpes Al-Banjari tetap lakukan pemondokan santrinya saat pandemik COVID-19

Akibat COVID-19, Ponpes Al-Banjari Penajam Paser Utara Tutup SementaraPonpes Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Penajam (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Sementara Supri seorang kerabat santri di Ponpes Al-Banjari menyayangkan, keputusan pengurus dan dewan guru Ponpes tersebut tetap menggelar proses belajar mengajar dengan cara tatap muka dan tinggal di pondok pesantren.

“Jangan sampai ada klaster Ponpes Al-Banjari, oleh karena itu saya menyarankan kepada orangtua yang anaknya mondok di ponpes tersebut, anaknya segera di rapid test dan swab, jika hasilnya positif segera isolasi mandiri untuk memutus rantai penyebaran COVID-19,” kata Supri.

Baca Juga: 250 Tenaga Honorer PPU Terancam Tak Dapat Subsidi Gaji dari Pemerintah

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya