Balikpapan Aman dari Lonjakan Kasus Usai Lebaran, Ini Antisipasinya

PPKM Mikro ke-8 diperpanjang

Balikpapan, IDN Times - Lonjakan kasus positif COVID-19 terjadi di sejumlah kabupaten/ kota yang jadi tujuan mudik, terutama di Pulau Jawa. Kalimantan sendiri hingga kini belum ada lonjakan kasus yang signifikan. Termasuk Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim). 

Pasca Idul Fitri, kasus di Balikpapan masih fluktuatif. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kita Balikpapan Andi Sri Juliarty, pandemik di Balikpapan masih stabil, bahkan cenderung menurun. 

"Lonjakan kasus pasca lebaran Idul Fitri memang mulai nampak. Tetapi Alhamdulillah di Balikpapan malah stabil dan turun. Diharapkan kasus kematian mulai menurun juga," ungkap Dio, sapaan Andi Sri, Senin (7/6/21) sore. 

1. Antisipasi lonjakan kasus usai lebaran, rumah sakit diminta tambah tempat tidur

Balikpapan Aman dari Lonjakan Kasus Usai Lebaran, Ini AntisipasinyaANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Tak ingin angka kasus kembali naik, Satgas COVID-19 Balikpapan juga mulai mengambil tindakan. Antisipasi dilakukan, antara lain dengan mengirim surat kepada semua pimpinan rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Minyak, sebutan Balikpapan.

"Jadi kami sudah mengirimkan surat kepada semua direktur rumah sakit untuk menambah tempat tidur isolasi dan ICU COVID-19. Jadi ini dilakukan dengan cara mengkonversi tempat tidur yang ada," terang Dio yang juga jubir Satgas COVID-19 Balikpapan. 

Selain itu yang bisa dilakukan juga dengan menyiapkan alat kesehatan obat-obatan, serta sumber daya manusia (SDM) kesehatan. "Sampai kini kami juga masih melakukan screening tes antigen bagi pelaku perjalanan udara, laut dan darat," sebutnya. 

Screening pendatang dilakukan melalui Ketua RT. Selain itu sebagai bentuk penguatan terhadap kegiatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro.

"Kami juga bersinergi dengan TNI dan Polri. Termasuk melakukan tracing langsung di area area zona oranye," terang Dio. 

Baca Juga: Kebakaran Hanguskan Puluhan Rumah dan Korban Jiwa di Balikpapan

2. Keterisian rumah sakit rujukan dan kasus COVID-19

Balikpapan Aman dari Lonjakan Kasus Usai Lebaran, Ini AntisipasinyaPedagang yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona, di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat

Beberapa upaya lain yang bisa dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus juga dengan melakukan isolasi pasien OTG COVID secara terpusat di Hotel Grand Tiga Mustika, selain di rumah sakit rujukan.

Ada 11 rumah sakit rujukan COVID-19 di Balikpapan, jumlah total tempat tidur yang ada mencapai 523 unit. Per Selasa, 7 Juni ini bed occupancy rate (BOR) terisi 123 unit. Sisa 396 unit yang masih tersedia.

Sementara untuk ICU dari 46 unit, terisi 15 unit dan sisa 30 unit. 

Per hari ini ada penambahan 10 kasus positif di Balikpapan. Sebanyak 5 kasus riwayat suspek, 2 merupakan pemeriksaan PCR tindakan medis, dan 3 kasus orang tanpa gejala (OTG).

"Selesai isolasi 27 orang dan satu meninggal dunia," imbuhnya. 

3.PPKM Mikro di Balikpapan diperpanjang lagi, mulai 7 hingga 20 Juni

Balikpapan Aman dari Lonjakan Kasus Usai Lebaran, Ini AntisipasinyaKegiatan razia prokes penggunaan masker. (IDN Times/Hilmansyah)

Upaya berikutnya untuk antisipasi lonjakan kasus tentunya dengan pelaksanaan PPKM skala mikro. Hingga kini perpanjangan PPKM mikro sudah masuk ke Jilid 8. Perpanjangan berlaku selama 14 hari, terhitung mulai 7 Juni sampai dengan 20 Juni 2021. 

Menurut Kepala Satpol PP Balikpapan, Zulkifli, sejumlah aturan masih sama, seperti kewajiban untuk memiliki Satgas COVID-19 di masing-masing RT atau kompleks perumahan.

"RT tersebut yang bertugas melakukan aksi sosial atau pengawasan terhadap warga di lingkungan RT tempat tinggalnya dengan bimbingan Puskesmas," jelas Zulkifli. 

Selain itu melakukan pengawasan protokol kesehatan oleh warga sekitar, juga pendatang atau tamu luar lingkungan yang masuk ke lingkungan tersebut.

"Pembatasan penerimaan tamu sampai dengan pukul 21.00 Wita. Pembatasan bisa dilakukan dengan penjagaan portal atau mengaktifkan siskamling," urainya. 

Selain itu dilakukan pengawasan dan peneguran kegiatan yang mengumpulkan massa, seperti acara resepsi pernikahan, arisan, ulang tahun, hajatan dan sejenisnya.

"Masing-masing RT atau kompleks perumahan juga menyediakan rumah khusus untuk isolasi mandiri bagi warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala (OTG)," katanya. 

4. Tak ada zona oranye dan merah di Balikpapan

Balikpapan Aman dari Lonjakan Kasus Usai Lebaran, Ini AntisipasinyaProses vaksinasi para guru dan tenaga pendidik di Balikpapan Kaltim. (IDN Times/Hilmansyah)

Zulkifli menambahkan, zonasi juga mesti terus diupdate. Ini dilakukan sebagai tindakan pengendalian kasus. Hingga kini dari 1.684 RT di Balikpapan 1.524 masuk zona hijau.

"Itu artinya zona hijau persentasenya 90,5 persen. Ada penurunan 7 RT atau 0,45 persen dari sebelumnya," jelasnya. 

Zona kuning ada 160 RT atau 9,5 persen dari jumlah RT. Naik 7 RT atau 4,5 persen dibandingkan pekan lalu, 153 RT.

"Untuk zona oranye dan merah tidak ada," tandasnya. 

Baca Juga: Kemenag Balikpapan Segera Sosialisasi ke Jemaah Soal Pembatalan Haji

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya