Pihak Sekolah Lalai, Ratusan Siswa SMKN 1 Pontianak Gagal Ikut SNBP

Pontianak, IDN Times - Ratusan siswa SMK Negeri 1 Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) gelar aksi demo kepada pihak sekolah. Hal itu dilakukan lantaran pihak sekolah lalai mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga batas waktu yang ditentukan.
Atas kelalaian tersebut, sebanyak 103 siswa tak dapat mengikuti SNBP 2025. Dari peristiwa tersebut, mereka melakukan aksi demo dan meminta pertanggung jawaban kepada pihak sekolah.
Sebelumnya diberitakan, ratusan siswa SMAN 1 Mempawah juga nyaris gagal ikut SNBP 2025 lantaran sekolah lalai isi PDSS. Ternyata, kata Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson ada sebanyak 90 sekolah di Kalbar yang lalai isi PDSS.
1. Belum ada solusi, siswa disuruh bersabar

Salah satu siswa SMKN 1 Pontianak, Sara mengatakan, akibat kelalaian tersebut, seluruh siswa hanya diminta bersabar tidak bisa ikut tes Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan diminta menunggu Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Padahal, mereka masuk ke data sebagai siswa eligible. Akhirnya mereka berkumpul ke sekolah untuk meminta pertanggung jawaban atas kelalaian dari pihak sekolah.
“Senin kemarin kami dikumpulkan, membahas kami gagal ikut SNBP, disuruh sabar dan menunggu untuk ikut SNBT saja,” kata Sara kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).
Sebelumnya, kata Sara, mereka juga telah meminta penjelasan dengan menemui pihak sekolah namun tidak ada jawaban.
2. Alasan sekolah lalai isi PDSS

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Pontianak Anis Syarifudin sebelumnya mengapresiasi siswa yang menggelar aksi demonstrasi tersebut.
“Yang penting anak-anak bisa diajak berdiskusi dengan baik, itu yang saya tangkap dari anak-anak,” ungkap Anis.
Anis menjelaskan, pihak sekolah sudah berusaha maksimal mempersiapkan pengisian PDSS. Namun memang terdapat sejumlah kendala. Di antaranya ada 60 siswa yang mengundurkan diri.
“Nah kami dari sekolah akan berusaha memenuhi kuota itu karena sayang kan ingin memperjuangkan anak-anak, maka dari itu yang mundur kita gantikan dengan yang lain,” ucap Anis.
3. Tak tahu tenggat waktu hingga server ditutup

Tapi ternyata, kata Anis, proses itu tidak gampang dan membutuhkan waktu, ditambah lagi tidak semua siswa ada di sekolahan. Sebagian mereka mengikuti pendidikan magang.
“Sehingga proses komunikasi dengan wali kelas tidak selancar yang kita lakukan,” ungkap Anis.
Pihaknya juga sebelumnya tidak mengetahui server akan ditutup pada 31 Januari 2025 pukul 15.00 WIB. Saat hendak memasukkan data kembali, kata Anis, ternyata server tersebut telah ditutup.
“Biasanya kan cut off (tutup server) di tanggal 31 Januari jam 23.00, ternyata pada saat habis ashar, tim mau mengisi data kembali ternyata sudah ditutup,” tukasnya.