Dua Daerah di Kaltim Bersiap Melawan Kotak Kosong di Pilkada Serentak 

Kotak kosong disebut merupakan bentuk matinya demokrasi

Samarinda, IDN Times–Genderang Pilkada Kaltim telah ditabuh. Helatan politik demokrasi di Kaltim dimulai. Sembilan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten/kota di Kaltim membuka ruang pendaftaran bagi bakal calon wali kota dan bupati masing-masing daerah. Sayangnya, dua daerah di Kaltim, yakni Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kota Balikpapan dihantui kotak kosong. Lantaran tak ada figur yang menjadi lawan dari para kandidat dominan.

“Munculnya calon kepala daerah melawan kotak kosong merupakan bentuk timpangnya demokrasi,” ujar  Koordinator Aliansi Penyelamat Demokrasi Indonesia (Kaltim), Bachmid Wijaya dalam rilis persnya pada Rabu (16/9/2020) sore di Warung Kopi Mawar, Jalan Mawar, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota.

1. Ada fenomena kandidat yang memiliki modal memboyong semua partai

Dua Daerah di Kaltim Bersiap Melawan Kotak Kosong di Pilkada Serentak ilustrasi pilkada serentak (IDN Times)

Di Balikpapan, partai dikuasai oleh pasangan Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz. Keduanya berhasil mengamankan koalisi jumbo. Totalnya 40 kursi, nyaris semua partai di parlemen Kota Minyak diboyong. Mulai dari Golkar 11 kursi, PDIP 8 kursi, Gerindra 6 kursi, PKS 6 kursi, Demokrat 4 kursi, PPP 3 kursi, PKB dan Perindo masing-masing 1 kursi. Sehingga tersisa NasDem 3 dan Hanura 2 kursi.

Sementara di Kukar pasangan Edi Damansyah-Rendi Solihin juga demikian. Didukung 9 partai pendukung. Masing-masing Golkar 13 kursi, PDI-Perjuangan 7 kursi, Partai Gerindra 7 kursi, PAN 5, kemudian PKS 3, NasDem 2 kursi dan masing-masing  PPP, Partai Hanura dan Perindo dengan satu kursi. Dengan demikian totalnya 40 kursi. Belakangan PKB juga memberikan dukungan dengan 5 kursi.  Dengan demikian calon wali kota/bupati dari dua daerah dipastikan melawan kotak kosong. Maklum, tenggat pendaftaran di KPU hanya dalam hitungan hari.

“Fenomena ini jadi pengalaman pertama selama perhelatan Pilkada Kaltim,” imbuh Bams sapaan karibnya.

2. Ada indikasi kandidat yang memiliki modal memboyong semua partai

Dua Daerah di Kaltim Bersiap Melawan Kotak Kosong di Pilkada Serentak Koordinator Aliansi Penyelamat Demokrasi Indonesia (Kaltim), Bachmid Wijaya saat memberikan keterangan persnya pada Rabu sore, 16 September 2020 di Samarinda (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dia menyatakan, dengan melawan kotak kosong maka demokrasi yang terbangun hanya bertumpu kepada kekuatan modal alias demokrasi kapitalis. Tidak ada ruang bagi rakyat untuk mengekspresikan dirinya sebagai makhluk politik. Ujungnya ruang demokrasi rakyat tak tumbuh dan berkembang. Ada indikasi kandidat yang memiliki modal memboyong semua partai dan menutup ruang bagi calon lain.

“Akhirnya calon alternatif lain tak memiliki kesempatan atau ruang untuk maju,” sebutnya.

Baca Juga: Ditinggal Koalisi, NasDem Gagal Usung Bakal Paslon Pilkada Balikpapan

Baca Juga: Bakal Paslon Pilkada Balikpapan, Rahmad-Thohari Jalani Tes Psikologi  

3. Memenangkan kotak kosong merupakan bentuk perlawanan masyarakat

Dua Daerah di Kaltim Bersiap Melawan Kotak Kosong di Pilkada Serentak Ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Bams juga menambahkan fenomena kotak kosong merupakan bentuk minimnya kaderisasi politik dari partai. Lantaran calonnya yang itu-itu saja. Jika lawan kotak kosong terjadi, maka pilkada di dua daerah ini akan melahirkan pemimpin yang tidak pro demokrasi dan tidak pro rakyat. Karena mereka telah memboyong semua partai dengan kekuatan modal. Itu sebabnya rakyat harus memenangkan kotak kosong.

“Dengan muncul dan memenangkan kolom kosong adalah bentuk perlawanan rakyat terhadap oligarki politik yang lahir di Kaltim,” pungkasnya.

Topik:

  • Anjas Pratama

Berita Terkini Lainnya