Harga Beras di Mahulu Tembus Rp1,2 Juta Akibat Sungai Surut

Mahakam Ulu, IDN Times – Musim kemarau yang melanda Kalimantan Timur berdampak serius pada kehidupan warga di Kabupaten Mahakam Ulu. Dalam dua pekan terakhir, surutnya aliran Sungai Mahakam menyebabkan distribusi bahan pokok ke wilayah hulu terganggu. Di Desa Long Apari, harga beras melonjak drastis hingga Rp1,2 juta per karung 25 kilogram.
“Harga beras satu karung isi 25 kilogram sudah Rp1,2 juta di Long Apari,” ujar Agustinus Lejiu (47), warga setempat.
Desa Long Apari berada di ujung hulu Sungai Mahakam, sungai utama Kalimantan Timur yang membentang sepanjang 920 kilometer. Surutnya air menyebabkan permukaan sungai nyaris sejajar dengan dasarnya. Di banyak titik, batu-batu besar muncul ke permukaan, membuat perahu sulit melintas akibat banyaknya riam dan arus liar.
1. Jalur sungai terputus

Selama ini, jalur sungai menjadi satu-satunya akses utama untuk mengangkut sembako dari Samarinda ke Mahakam Ulu. Namun karena kondisi yang kian parah, pengangkutan menggunakan long boat menjadi sangat berisiko.
“Sudah ada empat perahu pembawa sembako yang jebol karena menabrak batu,” kata Lejiu.
Situasi ini memicu lonjakan harga bahan pokok. Beras yang seharusnya dijual seharga Rp15.400 per kilogram sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) kini mencapai Rp48.000 per kilogram atau tiga kali lipat HET.
Tak hanya beras, harga kebutuhan lainnya juga melonjak: gas elpiji 12 kilogram tembus Rp800 ribu, minyak goreng 5 liter Rp250 ribu, bensin eceran Rp30 ribu per liter, dan telur ayam Rp10 ribu per butir.
2. Biaya angkut capai Rp6,5 juta

Jalur darat dari Ujoh Bilang ke Long Apari sejauh 157 kilometer belum sepenuhnya terbangun. Pemerintah pusat tengah membuka jalan darat hingga Long Lunuk di Kecamatan Long Pahangai. Panjang ruas yang sudah terbuka sekitar 100 kilometer.
“Kondisinya tanah berbatu, ada jembatan kayu kecil. Lewat darat butuh mobil gardan ganda dan waktu tempuh 7–9 jam,” jelas Lejiu.
Biaya angkut lewat jalur ini pun tidak murah, mencapai Rp5–6,5 juta per perjalanan dengan kapasitas maksimal 4 ton. Setelah itu, barang harus dipindahkan ke perahu kecil jenis ketinting untuk melanjutkan perjalanan tiga jam ke Long Apari, melewati banyak jeram.
3. Pemerintah daerah tawarkan solusi jangka pendek

Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Avun mengakui kondisi ini mempersulit warga. Ia menegaskan, jalan darat yang dibangun merupakan proyek pemerintah pusat dan pihaknya terus berkoordinasi agar progresnya dipercepat.
Sementara itu, Pemkab Mahakam Ulu berupaya memperbaiki akses darat yang ada. “Tim UPTD Alat Berat sudah turun untuk memperbaiki titik-titik jalan rusak agar distribusi barang ke Long Pahangai dan Long Apari bisa lancar,” ujar Avun.
Untuk membantu warga, Pemkab Mahulu juga menyiapkan subsidi ongkos angkut bahan pokok. Menurut Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Mahakam Ulu, Lung, anggaran subsidi tahun ini berkisar Rp400–500 juta.
Pedagang atau distributor dapat mengajukan permohonan melalui pemerintah desa, yang kemudian akan diteruskan ke kabupaten untuk proses penyaluran subsidi.
Senator asal Kaltim, Yulianus Henock Sumual, menyoroti terbatasnya pasokan solar bersubsidi di Mahakam Ulu. Menurutnya, warga hanya mendapat jatah 5 liter solar per hari dari Agen Premium Minyak dan Solar (APMS), sementara kebutuhan untuk satu kali perjalanan pengangkutan bahan pokok bisa mencapai 25 liter. “Kalau ada yang sakit dan harus dirujuk, mereka lewat mana? Jalur sungai tidak bisa dilewati,” tegas Yulianus.
Ia menilai situasi ini sudah masuk tahap darurat dan pemerintah harus segera bertindak. “Jangan jadi jagoan tukang janji, tapi tak paham ada rakyat yang hidup dalam kesusahan,” katanya dalam pernyataan tertulis.